Pengikut

12 Desember, 2009

SEORANG PEMIMPIN....(1)

Mengenai sosok seorang Pemimpin,
Lao Tsu, seorang filsuf China pernah mengatakan :
"...Seringkali seorang Pemimpin Sejati,
tidak pernah diketahui keberadaannya
oleh orang-orang yang dipimpinnya.
Bahkan...Ketika Misi ataupun Tugas telah terselesaikan,
maka seluruh pengikutnya akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya.

Dan memang...seperti banyak orang mengatakan
bahwa seorang Pemimpin Sejati sesungguhnya adalah :
Sosok Pemberi Semangat, Pendorong, Motivator,
Inspirator dan Maximazer..."

Tentu bukan hal mudah untuk bisa menemukan
kualitas spirit pemimpin seperti dimaksud Lao Tsu di atas.
Namun ini bukan berarti
sosok itu hanya menjadi sebuah model semata,
yang hanya ada di negeri antah berantah.
Atau hanya sebuah sosok Utopia,
yang entah kapan sosok itu muncul.

Apabila saat ini,
anda adalah orang yang diberi kepercayaan
menjadi seorang pemimpin,
entah pemimpin sebuah komunitas,
lembaga, organisasi, tim kerja, sebuah perusahaan,
(
atau bahkan pemimpin keluarga),
maka ingatlah dan pikirkanlah hal-hal sederhana ini :

"Memberdayakan adalah lebih baik
daripada hanya sekedar mendelegasikan.

Milikilah semangat keberanian untuk memimpin
orang-orang dengan bertanggungjawab.

Memberi contoh akan jauh lebih baik,
daripada hanya sekedar menjadi Pemberi nasihat.

Seorang Pemimpin yang luar biasa adalah
pemimpin yang berhasil membawa orang-orang
yang biasa-biasa saja untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang luar biasa,
dan dengan cara yang luar biasa.

Dan salah satu karakteristik dari seorang pemimpin
yang luar biasa adalah :


Para Pemimpin menyadari,
Bahwa sesungguhnya dirinya
dituntut lebih banyak
daripada para pengikutnya.."


HAL-HAL TERBESAR BAGI PARA KARYAWAN.....!!!

Apa yang menjadi hal-hal terbesar
bagi setiap karyawan ?
Mungkin Sederetan berikut :

Motivasi terbesar dari kerja adalah :
GAJI.

Kesialan terbesar adalah :
Promosi Tanpa Kenaikan Gaji.

Kejutan terbesar adalah :
bekerja biasa-biasa, tetapi tiba-tiba gaji naik.

Penurun Semangat terbesar adalah :
terlambat menerima gaji.

Bakat terbesar adalah :
berpura-pura sibuk,

tetapi sebetulnya tidak mengerjakan apa-apa.

Kesalahan terbesar adalah :
Membantah Pimpinan.


Kesedihan terbesar adalah :
Tidak menerima Gaji,
karena pimpinan tidak muncul pada harinya.

Kebahagian yang terbesar adalah
:
datang terlambat tetapi pimpinan tidak tahu.

Kebodohan terbesar adalah :
dengan bangga mengatakan kepada orang lain
bahwa dirinya malas.

Kebiasaan terbesar adalah :
Pemimpin mengatakan sesuatu,

tetapi maknanya diartikan lain.

Keinginan hati terbesar adalah :
bisa memecat pimpinan.

Kekesalan terbesar adalah :
anda yang bekerja keras,
tetapi orang lain yang dipuji dan mendapat promosi.


Dan masalah terbesar para karyawan adalah :
"Selalu Hidup Dengan Masa Lalu...",
Saat Hari Gajian tiba,
hutang-hutang harus dibayar....!!!
Nasib Gaji...?? Habissss laahhh...!!!!!




SATU LAGI RENUNGAN KEBERHASILAN....

Tahukah anda :
Bahwa orang-orang yang berhasil dalam hidupnya,
sesungguhnya adalah orang-orang yang dengan ulet
melakukan hal-hal yang enggan dilakukan orang lain.
Pada dasarnya orang-orang yang hidupnya berhasil
mengalami rasa keengganan itu,

namun kekuatan tekad mereka
lebih besar dari rasa enggan yang mereka miliki.
Dan ini membuat mereka mampu mengalahkannya,
hingga mereka meraih keberhasilan dalam hidupnya.

Tahukah Anda :
Bahwa orang-orang yang berhasil dalam hidupnya,
selalu memiliki sikap dan cara berpikir
yang berbeda dengan orang pada umumnya.
Sikap dan cara inilah yang membuat mereka
mampu bersaing dalam setiap kompetisi hidup,
yang pada akhirnya menghantar mereka
keluar sebagai pemenang yang unggul.

Tahukah Anda :
Bahwa orang-orang yang hidupnya berhasil,
memiliki rasa ingin tahu yang besar,
dan mereka mampu untuk beradaptasi
dengan dunia dan situasi serta kondisi yang baru,
dan mereka selalu berusaha untuk dengan segera
mengenal dan memahaminya.
Bedanya dengan orang kebanyakan adalah
bahwa orang-orang yang berhasil selalu konsisten
dengan apa yang dilakukan dan dikerjakannya,
sementara orang-orang yang gagal,
cenderung untuk tidak memelihara,
apalagi mengasah potensi yang dimilikinya,
hingga semuanya makin lama makin menghilang.

Bila kita ingin berhasil di dalam kehidupan kita,
Renungkanlah kalimat ini :

"
Ketahuilah dengan sungguh,
Apa Yang Kamu Lakukan....

Cintailah Dengan Sungguh,
Apa Yang Kamu Lakukan....

Dan Yakinilah dengan Sungguh,
Apa Yang Kamu Lakukan...."


Karena Sesungguhnya,
Keberhasilan Hanya Berdamai

Dengan Orang-Orang yang memiliki :

KESUNGGUHAN.....!!!!



06 Desember, 2009

SYAIR RONGGOWARSITO YANG TERLUPAKAN...

21 Desember 2012...
tiba-tiba mencuat menjadi sebuah
momentum waktu yang menggemparkan
dan menghebohkan......!!!
Segala kalangan, setidaknya di negeri ini,
tidak habisnya membicarakan dan mendiskusikan, meski sebetulnya tidak mengerti persis dengan seluruh isi dari ramalan 21 desember 2012.
Berbagai reaksi telah dilontarkan,
dari rasa tidak peduli masyarakat hingga
keresahan orang2 yang terkejut mendengarnya.
Bahkan larangan beredarnya film tersebut
untuk ditonton telah diluncurkan,
namun aneh...gemanya tidak menjadi surut.
Bahkan keping film VCD/DVD bajakan pun laris
terjual dengan keuntungan yang lumayan,
bagi para oportunis jeli.

Yang menarik,
film 21 Desember 2012, merupakan sebuah rekayasa
cinematik yang hendak memvisualkan sebuah ramalan
kuno dari suku maya, yang memvonis tanggal tersebut
sebagai akhir dari kehidupan manusia dan dunia,
alias kiamat sudah semakin mendekat.
Dan Masyarakat kita tiba-tiba terusik dengan
berbagai respon yang beraneka ragam.

Satu hal kemudian yang dilupakan,
dan ini sekaligus menjadi sebuah pertanyaan,
mengapa banyak masyarakat kita begitu peduli
dengan ramalan 21 Desember 2012,
milik sekelompok suku kuno yang kita sendiri
tidak mengenalnya ?
Padahal, dalam sejarah kuno bangsa ini,
pun pernah muncul sebuah ramalan yang isinya
kurang lebih sama dengan apa yang menjadi
isi dari ramalan 21 Desember 2012...
bahkan lebih detail meski tanpa
justifikasi waktu secara pasti dan rinci.

Syair Ronggowarsito (
dalam bahasa Jawa),
sebetulnya syair yang cukup dikenal
bagi kita yang pernah membaca tentang
sejarah kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Namun rupanya, ia terlupakan...
Padahal,
isinya banyak menyiratkan pesan-pesan
yang berbau etik dan moral.
Namun tragis, terabaikan...

Seperti apa isi syair Ronggowarsito dimaksud ?
(Berikut terjemahan dari bahasa Jawa)

Inilah yang menjadi tanda zaman kehancuran :
"Gempa bumi 7 kali dalam sehari,
Tanah pecah belah merekah,
Manusia pada berguguran,
banyak manusia yang ditimpa penyakit,
terjadi berbagai bencana,
dan hanya sedikit saja yang selamat,
kebanyakan meninggal.

Dan Jaman ini ditandai dengan :
Sudah ada kereta yang berjalan tanpa ditarik kuda.
(Kereta Api).
Tanah jawa dikelilingi oleh besi,
(
mungkin maksudnya rel kereta api).
Perahu bisa berjalan di atas awan (pesawatkah?).
Sungai-sungai kehilangan danaunya (diurug jadi perumahan)
Pasar kehilangan keramaiannya (diganti mall - Supermarket)
Manusia menemukan, jaman sudah serba terbalik,
Kuda doyan sambal,
perempuan mengenakan pakaian pria (juga sebaliknya),

Jaman "Kalabendu" itu,
mirip-mirip seperti jaman yang penuh kebahagiaan,
penuh dengan kenikmatan dunia,
namun sebenarnya jaman itu adalah jaman
kehancuran dan kekacauan dunia :
Banyak Bapak lupa sama anaknya (tidak peduli)
Banyak anak yang berani melawan ibu dan menantang bapaknya.
sesama saudara (kakak-beradik) saling berkelahi.
Kaum perempuan kehilangan rasa malunya,
dan kaum pria hilang kesatriaannya.
Banyak pria tidak menikah,
dan banyak wanita kehilangan kesetiaannya.
Banyak ibu yang menjual anaknya,
dan banyak wanita yang menjual dirinya.
Banyak orang yang tukar menukar pasangan.
Makin banyak perawan tua,
dan banyak janda yang melahirkan anak,
Banyak bayi lahir tanpa bapak,
kaum wanita melamar laki-laki,
kaum laki-laki merendahkan drajatnya sendiri.
Banyak anak lahir di luar nikah,
Janda sangat murah harganya,
nilainya hanya satu sen untuk 2 orang.
perawan pun harganya satu sen untuk 2.
Duda senilai harganya dengan 9 orang.

Jaman ini (
Kalabendu) adalah jaman Edan :
wanita menunggang kuda (
kerja keras?),
kaum pria duduk berpangku tangan.
Orang yang benar hanya bisa bengong,
orang yang salah berpesta pora.
Orang baik berusaha disingkirkan,
orang yang moralnya bejat malah naik pangkat.
Banyak komentar yang tidak ada isinya,
orang salah dianggap benar,
orang lugu/jujur malah terbelenggu.
yang salah dipuji dan dihormati,
orang jujur malah hancur.
Banyak pedagang yang menyimpang/curang.
Orang yang bermain judi semakin menjadi,
lupa anak lupa istri, lupa tetangga dan teman.
Uang dan keringat hanya untuk berjudi,
waktu pulang main, kantongnya kosong,
mendengar anak istri menangis tidak digubris.

Seberat apapun hidup,
jangan ikut larut dalam gejolak jaman Kalabendu.
karena jaman itu akan sirna,
dan diganti dengan jaman Ratu Adil,
jaman yang penuh dengan kemuliaan.
Karena itu : "Jadilah orang kokoh,
tegar dan tabah, serta jangan
melakukan hal-hal yang bodoh....!!"

Inilah isi dari Syair Ronggowarsito,
yang dikenal sebagai sebuah ramalan
tentang sebuah jaman yang akan menjadi
tanda-tanda hancurnya kehidupan alias kiamat.
Isinya begitu jelas dan lugas,
bahkan juga ditutup dengan sebuah pesan
etis dan moral bagi manusia.

Pertanyaannya kemudian adalah :
apa yang mau kita katakan dengan syair ini,
atau mungkin juga dengan ramalan 21 Desember 2012?

Kita tidak harus dan tidak wajib untuk mempercayai
akan ramalan-ramalan tersebut,
sebaliknya juga kita tidak mesti menolak atau
menampiknya dengan sinis.
Mungkin baik kalau kita berkesimpulan dan
merespon dengan arif dan bijak.
Jadikan semuanya sebagai sebuah peringatan,
bahwa jaman kita dan kehidupan kita,
sebagian telah mencerminkan seperti apa
yang diramalkan dalam syair Ronggowarsito di atas;
namun apakah ini menunjukkan bahwa akhir dunia
sudah semakin dekat?
Kita tidak tahu,
karena Hanya Tuhan yang tahu...
tetapi : "Berjaga-jagalah, karena pencuri datang
pada waktu yang tidak pernah kita sangka-sangka..."

Jadikan saja semua itu sebuah peringatan moral,
yang bisa semakin mendekatkan kita dan hidup kita
dengan Cinta Sang Pencipta,
lewat waktu-waktu yang masih disediakan bagi kita
untuk kita lalui...bersama orang-orang yang dekat
dengan hidup kita, dan bersama-sama orang lain,
di dalam kerja dan karya kita,
dan di dalam keseharian hidup kita.


KELIRUMOLOGI MAKNA KEBERHASILAN...

Keberhasilan....
sebuah kata yang tidak pernah bisa
lepas dari konsep hidup kita manusia.
Apa yang kita rencanakan,
apa yang kita pikirkan,
apa yang kita upayakan dan kerjakan,
apa yang hendak kita raih dan wujudkan,
semuanya akhirnya bersarang pada satu kata ini..

KEBERHASILAN......


Ada begitu banyak pemahaman orang tentang
arti dari sebuah keberhasilan.
Atau setidaknya kita sendiri pun memiliki
sebuah pemahaman subyektif sendiri
tentang kriteria standart tentang arti
dari sebuah keberhasilan.

Namun lepas dari ini semua,
ada beberapa pemahaman keliru yang
tanpa sadar terpola di dalam pandangan kita,
ketika kita memaknai dan memahami
arti dari sebuah "Keberhasilan" atau "Kesuksesan".
Apa yang Keliru.....???

1. Kelirumologi Pertama :
Banyak pandangan pemahaman mengatakan,
Untuk menjadi manusia yang berhasil dan sukses,
diperlukan banyak moment keberuntungan
dan kesempatan.

Padahal,
keberhasilan dan kesuksesan, bahkan juga
munculnya faktor keberuntungan dan kesempatan,
semua sering diperoleh dan muncul dari :
"Kecerdasan, Pengetahuan, Penerapan dan Kerja Keras",
yang berjalan secara bersinergis dan optimal.


2. Kelirumologi Kedua :
Keberhasilan dan Kesuksesan itu diukur
bila kita banyak uang, mendapat gaji besar,
mampu memenuhi dan memiliki semua yg diinginkan.

Padahal,
segala yang kita miliki merupakan sebagian keuntungan,
yang diberikan oleh keberhasilan ataupun kesuksesan.
Dan semua yang kita miliki itu,
bukanlah bukti jaminan bahwa
hidup kita telah berhasil dan sukses.


3. Kelirumologi Ketiga :
Orang berpendapat bahwa
sebuah keberhasilan ataupun kesuksesan,
ditentukan oleh tingginya Pendidikan,
disertai Intelegensi yang cemerlang.

Padahal,
Setiap orang, siapapun dia bisa meraih
keberhasilan dan kesuksesan.
Ini semua hanya soal bagaimana kita
sungguh-sungguh menginginkankanya,
dan untuk kemudian bekerja keras mewujudkannya.

4. Kelirumologi Keempat :
Banyak orang berpikir bahwa
untuk bisa sukses dan berhasil,
maka ia harus bekerja lebih dari 8 jam sehari...

Padahal,
Keberhasilan dan kesuksesan bukan diukur dari
seberapa lama kita bekerja dalam setiap harinya,
tetapi terletak pada bagaimana kita melakukan
sesuatu itu dengan benar dan tepat.

5. Kelirumologi Kelima :
Orang-Orang yang berhasil dan sukses,
jarang sekali melakukan kesalahan.

Padahal,
orang-orang yang berhasil dan sukses itu,
pada awalnya banyak sekali melakukan kesalahan,
namun bedanya adalah :
mereka tidak pernah melakukan dan mengulang
kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.

6. Kelirumologi Keenam :
Seseorang tidak akan pernah berhasil dan sukses,
bila ia selalu bertanya dan bertanya.

Padahal,
Banyak sekali orang berhasil dan sukses hidupnya,
karena dia selalu bertanya kepada orang lain,
karena dia sadar bahwa bantuan orang lain menjadi
salah satu kunci dari sebuah keberhasilan.

7. Kelirumologi Ketujuh :
Orang baru disebut berhasil dan Sukses bila
prestasi keberhasilannya diakui oleh orang banyak.

Padahal,
keberhasilan ataupun kesuksesan sering
bukan tergantung pada apa yang dinilai
oleh orang lain atau orang banyak,
karena keberhasilan dan kesuksesan,
semuanya berangkat dari pemahaman kita
atas keberhasilan yang telah kita capai dan raih.

8. Kelirumologi Kedelapan :
Banyak Orang mengira bahwa
dirinya berhasil dan sukses bila
dia mampu mengakhiri kesulitan yang
yang dia hadapi.

Padahal,
Kesulitan akan selalu datang
ketika kita mencoba untuk menyelesaikannya.
Dan pada saat yang sama,
kesulitan yang baru akan muncul
seiring perjalanan hidup yang hendak kita lalui.
Tak ada jalan yang terus menurun,
demikian pula tak ada jalan yang terus menanjak.
Semuanya akan selalu hadir silih berganti,
sebagaimana layaknya sebuah kehidupan.
Oleh karena itu,
nikmati saja keberhasilan-keberhasilan kecil
yang kita raih setiap hari,
dengan penuh syukur dan Terimakasih.

Karena
sesungguhnya,
kita tengah menggenggam kehidupan...

Awal dan akhir dari seluruh keberhasilan Hidup...


01 Desember, 2009

TRAGISNYA DOA .....

Apa yang menarik bila kita berbicara tentang
Doa, Sembahyang, atau apapun namanya....?

Pertanyaan ini bukan hendak
membedah atau menguraikan
sebuah definisi,
juga bukan bermaksud

untuk menanamkan sebuah pemahaman Teologis
perihal Makna dan arti Doa bagi seorang beriman.
Pertanyaan ini hendak menyampaikan
sebuah permenungan tentang :
Bagaimana peran Doa ditempatkan dalam
kenyataan hidup banyak orang.

Kita semua mengetahui bahwa,
agama manapun selalu menempatkan DOA
sebagai bagian penting tak terpisahkan,
dari ritual penghayatan iman dengan aneka bentuknya.
Bahkan,
bagi seorang yang sungguh menghayati imannya,
berdoa sering menjadi sebuah aktivitas "Kebutuhan",
yang manfaatnya bukan saja menyentuh
sisi perasaan ataupun emosi,
bahkan tidak juga logika ataupun pikiran.
Lebih dari itu,
Berdoa sering dialami sebagai "Nafas",
yang mampu memberi kelegaan,
manakala hidup yang tengah dijalani
terasa menghimpit dan menyesakkan,

Doa juga sering dihayati sebagai sebuah "Cara"
untuk menjadikan diri lebih arif menjalani hidup,
karena di dalamnya terkandung kekuatan misteri,
yang tak terpahami bahkan oleh pikiran dan kata-kata.
Ia sarat dengan nilai moral dan etika hidup,
bahkan juga padat dengan pesan-pesan
peneguhan dan pengharapan.
Hal ini menyiratkan,
betapa tingginya nilai yang diberikan dan diapresiasikan
terhadap arti dari DOA.

Namun...
sadar atau tidak...
apresiasi yang tinggi atas pemaknaan Doa,
pada sisi yang lain,
eksistensinya sering tanpa sadar kita tempatkan
dalam porsi yang bersifat dan bernada :
"HANYA..." dan "SEKEDARNYA..."

Ungkapan-Ungkapan :
"Kami Hanya bisa berdoa......."
"Tak ada yang bisa kami berikan selain Hanya doa.."
"Hanya Sekedar Doa saja yang bisa kami persembahkan..."

adalah sebagian dari sedikit contoh ungkapan
yang sering kita lontarkan,
yang juga sekaligus menjadikan Doa,
berada dalam skala bobot yang begitu "Naif",
dibandingkan dengan apresiasi yang semestinya
diberikan padanya.

Bisa jadi,
Ungkapan-ungkapan yang menempatkan Doa
dalam bobot yang "Hanya.." dan "Sekedarnya..." itu,
sesungguhnya merupakan cermin bahwa :
Doa sebetulnya bukanlah apa-apa bagi kita.
Dia hanya sekedar menjadi cadangan dan pelengkap,
yang kurang diperhitungkan sehingga ia ditempatkan
dalam posisi yang hanya dan sekedarnya.
Atau mungkin lebih dari itu,
Doa hanyalah sebuah formalitas Verbal,
atau Sekedar peristilahan yang tidak memiliki
daya pesona dan kekuatan spiritual,
hingga bisa ditempatkan dalam posisi
yang ala kadarnya....


SUNGGUH T R A G I S ...!!!


24 November, 2009

ANTARA V I S I DAN ANGAN

ORANG YANG MEMILIKI VISI :


Saat orang lain diam, dia mulai berjalan.

Saat orang lain berjalan, dia mulai berlari.

Saat orang lain berlari, dia sudah sampai finish.

Saat orang lain sampai, dia tengah beristirahat.

Saat orang lain beristirahat, dia mulai berjalan lagi…..


DIA SELALU SELANGKAH LEBIH MAJU…!!!


Orang yang memiliki VISI,

Akan tetap berjalan ketika kendala

dan masalah menghadang.

Orang yang BERANGAN-ANGAN,

akan berhenti ketika jalan menjadi sulit dilalui.


ORANG YANG BERANGAN-ANGAN

SELALU ADA ALASAN UNTUK GAGAL!!!



27 Mei, 2009

CINTA ....(4) KUMPULAN PUISI



SILAHKAN PILIH....!!!!





Puisi 1 :

Rasa sayangku...

bukan karena parasmu semata...
juga bukan hanya karena keanggunan dirimu,
tetapi karena hatimu.
Kusayangi seluruh kodratmu,
pun bukan semata karena mataku tertarik,
tetapi karena kutahu dirimu berharga.

Tak perlu kuungkapkan rasa banggaku,
karena kutahu hatimu aku yang punya,
meski ini lirih kuucap dalam hati.
Dan rasa ini akan kubawa mati...!


Puisi 2 :
Tulus hatiku mencintaimu...
Kalau cinta memang harus berkorban,
maka kukorbankan hasratku untuk memilikimu,
namun kan kubiarkan cinta itu tetap ada,
karena ku tak mampu memadamkannya,
karena hatimu adalah belahan hatiku,
yang tlah lama kucari.

Meski kucumbu cintamu hanya dalam bayang-bayang,
dan kudekap hatimu hanya dalam angan,
namun kekuatan cinta,
telah menjadikan semuanya seakan nyata....
Dan aku bersyukur karena bisa mencintaimu,
dan boleh untuk selamanya...!!!


Puisi 3 :
Tuhan...
Menanti sebuah penantian..
bukan soal bagiku.
Pun menunggu sebuah kehadiran,
tidak menggoyahkan sedikitpun pengharapanku.
Namun memendam cinta dan hasrat yang tak berujung,
rasanya lelah dan letih...

Beri aku embun pagi kesegaran-MU,
agar mampu ku melangkah,
melewati teriknya hari serta gelap dan dinginnya malam,
hingga kumerasa diamnya DIRIMU,
adalah bukti bahwa KAU bersamaku.

Jadikan saja aku pribadi,
yang tulus tanpa pamrih dalam mencintai,
agar kebahagiaannya juga menjadi kebahagiaanku,
dan kepedihanku bukan menjadi kepedihannya,
karena aku menginginkan dia bahagia,
meski hatiku harus menangis,
memendam hasrat cintaku yang tiada berujung.

Jadikan aku pasrah,
bukan saja untuk menerima,
tetapi juga untuk menjalaninya...
Dan ini semua karena aku sungguh mencintainya..


Puisi 4 :
Kalau boleh aku memilih,
maka kupilih dirimu sebagai tulang rusukku,
mendampingi aku melewati hari-hari usiaku.
Kalau boleh aku mencintai,
kan kujadikan kau,
yang terakhir dan segalanya bagi hidupku.
Dan kalau boleh aku memiliki,
maka kan kumiliki dirimu seutuhnya.

Namun bila kusadari putihnya cintaku,
maka itu semua,
telah menjadi hasrat cintaku yang terlarang.
Memang berat berhadapan dengan kenyataan,
yang jauh dari pengharapan....
Indah memikirkannya,
namun pahit menerimanya.

Semua ini kutulis,
agar kau tahu, seluruh isi hatiku.....


Puisi 5:
Aku katakan bahwa kau cantik dan indah...
Di mataku selalu ada wajahmu.
Di tanganku ada namamu.
Di dalam tetes air mataku ada cinta untukmu.

Aku bisa memilih tempat dimana saja yang kumau,
tetapi aku hanya memilih hatimu.
Aku bisa melakukan apa saja,
bahkan hal yang tak masuk akal sekalipun,
namun hanya satu yang tak pernah mampu kulakukan :
"Aku tak mampu berhenti untuk Mencintaimu..."


CINTA ....(3)

Cinta...
satu kata ini memang sering salah diartikan.
Bahkan dalam banyak kasus kehidupan,
maknanya sering dipersempit menjadi hanya sekedar soal
perasaan, keinginan, dan memiliki.

Tragis memang bahwa keberadaannya yang begitu
dekat dan akrab dengan keseharian hidup manusia,
namun arti dan maknanya begitu dangkal ditafsirkan.
Lebih daripada itu,
ia juga sering disejajarkan dengan sebuah proses
yang semuanya berakar serta bersarang pada
sisi naluri manusia semata.

Bagi sekelompok orang yang mengedepankan romantika,
maka cinta itu bagaikan sebuah obat,
yang bisa memberikan penyembuhan,
bahkan juga mampu memberikan daya kekuatan
bagi psikis mental yang sempat terpuruk.
Cinta yang dialami dalam situasi semacam ini,
jatuh bangun dalam kekecewaan akan menjadi
sebuah mekanisme relasi yang bakal sering terjadi.
Pasalnya adalah orang akan mengalami kenyataan bahwa
tuntutan keinginan akan selalu berseberangan
dengan kenyataan yang dialami dan diterima.

Lain lagi bagi orang-orang yang lebih mengutamakan
ketertarikan pada keindahan paras dan fisik,
dalam hal ini maka cinta lebih ditangkap sebagai
sebuah mekanisme dari instink yang bergejolak
saat mata tersedot oleh sebuah kecantikan wajah
dan keindahan tubuh yang semuanya akan selalu
berakhir dalam cinta yang bersifat temporer sesaat.
Dalam situasi ini maka cinta akan menjadi sebuah
proses panjang dari sebuah petualangan yang tiada akhir.

Sementara itu,
ada juga pendapat yang mengatakan bahwa
cinta itu sering membuat orang menjadi buta dengan
banyak situasi bahkan juga dengan dirinya sendiri.
Banyak kenyataan bagaimana orang yang "Jatuh Cinta"
ataupun yang "Kejatuhan Cinta" sering mengalami
dorongan ekspresi yang sering tak terkendali :
Hidup tiba-tiba menjadi tidak jenak dan selalu resah,
Tenggelam dalam angan menjadi jadwal baru kehidupan,
Tersenyum-senyum dalam kesendirian dan lamunan,
Susah makan...sulit tidur...
Pokoknya, sebuah "Kegilaan", baru saja dimulai
saat seseorang tengah mengalami cinta.
Dan ini menjadi alasan lalu orang berpendapat
Cinta itu buta sekaligus juga berakibat "Membabi buta".

CINTA...
Ia tidak pernah buta
karena Cinta adalah rasa dan hati yang berkesadaran.
Ia mampu menentukan sebuah keputusan juga tindakan.
Ia bukan semata-mata sebuah romantika perasaan,
yang mengangungkan ayat-ayat indah menghanyutkan.
Ia juga bukan sebuah mekanisme relasi dari dua dunia,
yang saling merindukan untuk selalu berjumpa.
Bahkan ia juga bukan melulu sebuah ungkapan
dari sebuah hati yang mengalah kepada hati yang lain.

Dalam banyak situasi,
Cinta itu selalu berupaya untuk "Membangun".
Ia tidak mengenal "Kalah" atau pun "Menang".
Ia juga tidak mengenal batasan dari bentuk relasi
antara bawahan dan atasan,
dimana pribadi yang satu mengendalikan pribadi yang lain.

Cinta itu selalu melihat peluang bagi kehidupan,
dimana ia akan selalu mengembangkan pribadinya
demi perkembangan pribadi yang lain.
Ia siap untuk menerima kritik sekaligus mengkritik,
demi kebaikan hidup pasangannya.
Ia siap berkorban bukan demi kesia-siaan,
tetapi demi sebuah nilai yang berharga.
Ia tidak selalu mengatakan "Ya"
demi menyenangkan orang yang dicintainya,
sebaliknya ia juga berani mengatakan "Tidak"
demi kebaikan diri pribadi pasangannya.

Cinta juga bukan sebuah mekanisme
untuk melenyapkan berbagai masalah hidup,
melainkan untuk bersama menjernihkannya
hingga solusi bisa ditemukan.
Ia tidak mengenal sebuah dominasi dan kekuasaan,
atau sistem Mengatur serta Mengendalikan,
dimana larangan, tuntutan dan paksaan menjadi
batasan-batasan yang mengekang,
karena cinta hanya berpikir
untuk selalu memberikan yang terbaik.

Cinta itu tidak pernah berubah,
karena ia tidak mengenal musim dan pasang surut,
atau naik turunnya kadar rasa dan kasih,
karena Cinta tak terpengaruh situasi dan kondisi.

Cinta itu juga berani untuk bermimpi,
bermimpi tentang kehidupan di masa datang,
yang ia mulai dengan rencana di masa kini,
demi orientasi akan sebuah "Masa Depan" kehidupan,
dimana kebahagiaan menjadi sebuah tujuan yang mungkin.

Dan di sana...
CINTA adalah sebuah pengalaman untuk "Saling Berbagi"


24 Mei, 2009

CINTA ....(2)

Cinta...
Dunia indah sebuah kehidupan,
yang begitu nyata namun tak terjangkau logika.
Ia seakan jauh tak teraih,
namun terasa begitu dekat ketika hati bicara.
Ia bukan onggokan sederetan insting dan naluri,
yang dapat digenggam dan dimiliki.
Ia bukan manifestasi keinginan dan hasrat,
dari sepotong hati yang rindu belahan hati yang lain.
Ia juga bukan sebuah harapan dan kerinduan,
dari perasaan nurani yang ditakdirkan,
karena Cinta tak mengenal batasan.

Cinta itu tak pernah berubah, karena :
Ia bukan serangkaian dari janji atau komitment,
yang hari ini biru ceria, esok berubah kelam dan pekat.
Ia juga bukan sebarisan puisi indah yang merayu,
yang dalam hitungan waktu,
berubah menjadi sederetan sumpah dan serapah.
Ia juga bukan ungkapan dari hati yang terpikat,
yang sesaat kemudian terseok dalam kerlingan mata.

Cinta sering hadir tak terduga,
dengan bahasa yang tak selalu mampu diurai,
bahkan oleh logika nalar tercanggih sekalipun.
Namun Ia mampu.....:
merubah air mata menjadi senyuman,
merubah Jeritan pilu menjadi tawa gembira,
merubah pahitnya hidup menjadi kekuatan,
merubah putus asa menjadi harapan baru,
merubah derita menjadi sukacita,
merubah kecewa menjadi kepasrahan,
dan merubah kemarahan menjadi kesabaran.

Dan ketika makna Cinta tak lagi mampu dipahami,
ia sering menjadi pengalaman menyakitkan,
yang mampu merubah :
keceriaan menjadi kepedihan,
pengharapan menjadi keputusasaan,
kebahagiaan menjadi derita panjang,
senyum bahagia menjadi tangis penderitaan,
bahkan mampu merubah hidup,
menjadi sebuah perjalanan panjang menyedihkan.

Cinta sesungguhnya bukanlah sebuah Misteri,
karena ia sangat dekat ketika Hati bicara.
Ia selalu hadir dengan bahasa yang mampu
dipahami oleh semua kehidupan,
bahkan binatang sekalipun.
Ia menjadi misteri bagi hidup,
ketika kita manusia tak pernah mau
memahami arti dari keberadaannya.


CINTA ....(1)

CINTA....
Bukanlah wajah bertemu wajah..
pun bukan pula bibir bertemu bibir...

CINTA adalah
hati yang hanya ingin memberi,
memahami dan menyayangi.

CINTA itu adalah Kasih yang tak berkesudahan :
Ia tidak ingin memiliki milik orang lain,
dia juga tidak cemburu,
dia juga sabar, tabah dan murah hati,
dia hanya menginginkan kebahagian,
bukan penderitaan dan kepedihan.
dia juga tidak mencari keuntungan,
dia mau dan siap menanggung segala sesuatu,
serta bersedia menerima segala kenyataan.
Meski semua itu pahit dan berat, namun dia rela,
karena cinta sesungguhnya,
hanya mengenal dua kata :

"PENGORBANAN DAN KETULUSAN"

19 Mei, 2009

LITANI IRONI KEHIDUPAN (3)


MEMAAFKAN....

Merinding rasanya mengeja kata yang satu ini.
Pasalnya, kehidupan kita lebih sering dan lebih
banyak menyodorkan kenyataan betapa manusia
lebih condong menyimpan amarah dan dendam
ketimbang menebar maaf dan pengampunan.
Banyaknya berita dan tayangan di sana sini,
yang memaparkan bagaimana kata maaf
menjadi sesuatu yang begitu sulit diucapkan,
semakin memperkokoh kenyataan bahwa
kata "Maaf dan Memaafkan" kini hanya sekedar menjadi
sebuah formalitas verbal dari sebuah ajaran semata.

Istri yang memendam sakit hati terhadap suami,
suami yang menyimpan kesalahan istri dengan kemarahan,
Orang tua yang selalu memojokkan anaknya,
anak yang selalu membenci ibu atau bapaknya,
kakak atau adik yang tak bertegur sapa karena sakit hati,
Kebencian terhadap teman yang tega mengkhianati,
Kemarahan karena kekasih pergi meninggalkan,
Dendam karena seseorang membuat hidup menderita..
adalah sebagian dari banyaknya kenyataan
bahwa kita manusia memang tidak lagi mudah
untuk berbesar hati dan jiwa,
atau bahkan dan bisa jadi, tidak lagi memiliki
sebuah hati yang dipenuhi dengan kesediaan
untuk "Memaafkan......."

Tentang hal ini,
Konon katanya,
Manusia itu cenderung untuk mudah lupa dengan
apa yang pernah dikatakan dan dilakukannya,
tetapi ia akan selalu ingat dengan
pengalaman "Rasa Sakit Hati" yang pernah dialaminya.
Dan ini yang menjadi salah satu alasan
mengapa lalu manusia begitu mudah
untuk menyimpan rasa marah, benci dan dendam,
yang semuanya itu menggiring manusia untuk
cenderung tidak terlalu mudah bisa
"Memaafkan" apalagi "Mengampuni dan Melupakan".
Dunia kita kini, memang telah kehilangan Hati dan Kasih...


SALING MENOLONG....
Saling tolong menolong...???!!!
Sebuah pertanyaan sekaligus pernyataan yang aneh,
di tengah hidup yang serba Individualistis saat ini !
Judul ini bukan saja mengundang tanya dan keheranan,
tetapi juga mengundang "Cibiran Sinis",
tak percaya dengan segudang keraguan.
Alasannya bukan karena manusia tidak memiliki
kepekaan terhadap keluhuran dari tindakan ini,
tetapi situasi hidup dengan segala tuntutannya,
telah mencetak manusia di jaman kita ini,
untuk hanya peduli dengan diri sendiri,
dan hanya untuk menolong diri sendiri.

Ditengah era kehidupan kita ini,
dimana segalanya dituntut harus serba cepat,
harus serba berlomba dan harus serba bersaing,
di banyak bidang dan corak kehidupan,
persoalan hidup dan kehidupan orang lain,
cenderung bukan lagi menjadi sebuah urusan.
Bahkan lebih daripada itu,
orang lain bisa saja dianggap sebagai penghalang,
bahkan ancaman yang bisa menggagalkan tujuan
dari sebuah upaya pencapaian pribadi,
dengan segala entusias dan ambisinya.
Dengan kondisi ini, menolong orang lain berarti :
siap untuk dikhianati dan dikecewakan,
bahkan juga siap menuai celaka bagi hidup sendiri.
Tragisnya lagi kemudian adalah :
keberadaan orang lain atau sesama, siapapun mereka,
sering dihadapi dengan sebuah sikap
yang dipenuhi dengan tatapan sinis penuh curiga.

"Homo Homini Lopus",
mungkin sebuah istilah yang masih kita ingat,
yang pernah dilontarkan oleh Thomas Hobbes,
seorang negarawan Inggris, yang artinya bahwa
"manusia itu adalah serigala bagi manusia lain".
Pandangan ini kurang lebih ingin mengatakan bahwa
Manusia itu bisa menjadi teman dan sahabat,
tetapi sekaligus juga bisa menjadi binatang buas,
yang sewaktu-waktu siap menerkam sesamanya.
Banyaknya sejarah penghancuran manusia oleh manusia,
telah memperkokoh pandangan bahwa
Manusia itu memang bagai serigala bagi sesamanya.
Dan saling menolong...????
Hahaha....anda saja, saya tidak...!!!
Tragis....!!!


24 April, 2009

LITANI IRONI KEHIDUPAN (2)

PENGORBANAN....
Mentalitas pamrih dengan segala bentuknya,
bukan lagi menjadi sebuah rahasia umum
di tengah kehidupan kita.
Istilah "tidak ada yang gratis" dalam hidup ini,
mungkin sudah menjadi sebuah budaya
yang mengkristal dalam spirit hidup banyak orang.
Semua serba ada embel-embelnya,
bahkan sebuah bantuan dan pertolongan pun
menjadi mahal harganya dalam kalkulasi angka.
Oleh karena itu,
prinsip "Tak ada yang Gratis" dalam hidup ini,
semakin mempersempit ruang tempat bagi spirit
kerelaan untuk berkorban demi sebuah "Nilai hidup".

Saat ini, semakin banyak orang berpendapat bahwa
Sikap pengorbanan itu baru dianggap perlu,
bila ada keuntungan yang bisa diraih,
apapun bentuknya. Bila itu tidak ada,
maka tak perlu sebuah pengorbanan itu
karena itu tindakan Irasional.
Yang lebih memprihatinkan lagi adalah :
prinsip ini kemudian mewarnai hampir
di setiap sisi kehidupan manusia,
mulai dari urusan rumah tangga,
hubungan suami-istri dan anak,
urusan cinta dan perasaan,
bahkan sampai pertalian dan hubungan saudara,
semuanya sering didasarkan pada sebuah
mekanisme untung dan rugi.
Berkorban demi itu semua...?
Itu tidak perlu dipertanyakan...!!

Iklim kehidupan kita saat ini,
memang seakan tidak lagi memberi peluang
untuk munculnya spirit yang mengutamakan
semangat Heroisme untuk bersedia berkorban.
Sebaliknya, banyak orang lebih menghayati
untuk selalu terhindar dari situasi itu.
Bahkan lebih daripada itu,
bagi banyak orang di jaman sekarang ini,
sebuah Pengorbanan, apapun bentuknya,
dan apapun motivasi serta tujuannya,
semua itu sering dianggap sebagai sebuah
"Kebodohan"
dan bukti dari "Ketidakberdayaan"
seseorang di dalam menghadapi situasi hidup.
Ironis sekali....


KESETIAAN....
Apapun maknanya,
terminologi Kesetiaan, kini menjadi sebuah
tantangan besar bagi kehidupan kita dimasa kini.

Dunia manusia yang condong untuk tidak
peduli dengan sebuah komitment,
telah menjadikan makna kata yang satu ini
menjadi serba relatif ditafsirkan. Bahkan tidak
jarang ditempelkan dengan berbagai kondisi persyaratan,
yang intinya bersarang pada sebuah keraguan.

Sepasang sejoli yang tengah memadu kasih,
Suami-istri yang membina hidup bersama,
Persahabatan dan pertemanan yang dijalin,
Karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan,
Kemitraan kerja yang dibangun bersama,
Pemimpin yang menebarkan janji,
Adalah wahana-wahana dimana Kesetiaan
begitu ringkih dan rapuh untuk bisa dipertahankan.

Semaraknya berbagai kasus "Pengkhianatan" :
Janji-janji yang tak pernah ditepati,
pengingkaran dan penyangkalan atas perkataan,
Kebohongan yang berkolaborasi dengan kemunafikan,
Cinta yang direduksi dalam eksplorasi nafsu dan naluri,
semua ini adalah sebagian dari kenyataan
betapa bibit-bibit ketidaksetiaan begitu subur
dalam kecenderungan hidup manusia,
dengan bentuk dan modusnya yang beraneka ragam.
Dan ini semua telah semakin menenggelamkan
makna dan nilai dari sebuah "Kesetiaan".
Tak heran bila kemudian banyak reaksi yang
sedikit Apatis bahkan Sinis terhadap sebuah Komitment
dan ini merupakan respon akumulatif dari sebuah
keraguan bahwa "Kesetiaan" itu masih ada.


21 April, 2009

LITANI IRONI KEHIDUPAN (1)


KESABARAN...
.
Rasanya kini menjadi sebuah kualitas emosional
yang mahal harganya.
Di tengah kehidupan yang serba cepat dan segera,
dengan motto siapa cepat dia dapat,
bukan saatnya lagi untuk mengedepankan
sikap hati yang dipenuhi dengan Kesabaran.
Setidaknya inilah situasi yang bisa kita temukan
di setiap sudut kehidupan kita..setiap hari.

Mulai dari jalan raya yang padat kendaraan,
kantor-kantor, pusat perbelanjaan, pertokoan,
di dalam relasi apapun bentuknya,
juga di tengah kehidupan rumah tangga,
bahkan di tengah antrian tempat makan terfavorit,
tampaknya "Kesabaran" hanya menjadi milik
orang-orang yang mempunyai kejernihan dan
keleluasaan hati, bukan milik mereka yang
mengumbar "Kebebalan" dan rasa "Egois".
Kemarahan dan Emosi berlebihan,
tampaknya telah menjadi pemandangan
yang biasa kita temui setiap hari.


KEJUJURAN....

Kualitas kepribadian yang satu ini,
telah menjadi "Istilah" yang asing bagi sebagian
bahkan bagi banyak orang di masa kini.
Ia bukan saja banyak menimbulkan pertanyaan
kontradiktif , bahkan juga sering memunculkan
keraguan bernada sinis antipati.
"Masih adakah manusia-manusia dengan
kualitas kejujuran yang tak diragukan
di jaman yang serba "Abu-Abu" dan
penuh dengan "Tipu dan Muslihat"
di masa sekarang ini??"

Begitu kira-kira pertanyaan yang sering
kita dengar meluncur dari banyak bibir.
Dan semuanya merupakan sebuah manifestasi
dari banyaknya kenyataan hidup
yang menampilkan betapa Kejujuran
kini hanya menjadi sebuah
isapan jempol kehidupan semata.
Kalaupun masih ada, itu bukan sebuah
Kejujuran tetapi lebih merupakan sebuah
eksploitasi dari keterpaksaan dan bukan
lahir dari sebuah kualitas hidup.


KEMURAHAN HATI....

Banyak ahli Psikososial mengatakan:
salah satu ciri paling menyolok dari
hidup manusia di masa sekarang ini adalah
bahwa manusia cenderung digiring untuk masuk
dalam sebuah mekanisme pandangan hidup
yang secara praksis lebih mengedepankan
"Keserakahan dan Kerakusan".
Orientasi untuk mendapatkan dan memiliki,
kini telah berkembang menjadi sebuah mentalitas
dengan orientasi "Mengumpulkan dan Menguasai".

Mekanisme management kehidupan,
memang sering cenderung menyediakan situasi
dimana manusia "Harus" selalu merasa Kurang
dengan apa yang sudah ada dan dimiliki.
Dan ini menjadi salah satu tragedi menyedihkan
dari kehidupan sosial manusia di masa kini,
karena iklim ini telah menggilas kesadaran manusia
untuk peka dan peduli dengan yang namanya :
"Berbagi dan Memberi", dan menggantinya dengan
sebuah falsafah budaya baru yang mengutamakan
kepentingan Pribadi.

Di tengah situasi seperti ini,
menjadi pribadi yang Murah Hati,
yang selalu terbuka untuk memberi dan membagi,
rasanya sangat tidak relevan untuk dimasukkan
dalam agenda target kehidupan.
Pasalnya, itu semua akan menghambat
tujuan utama dari falsafah Budaya Kepentingan.

Dan setuju atau tidak,
Kemurahan Hati kini lebih sering dinilai dan
dituduh sebagai sebuah aksi "Life-Show",
untuk menyelubungi motivasi sebaliknya,
dan bukan lahir dari sebuah Ketulusan tanpa pamrih.


KERENDAHAN HATI....

Mengumbar cerita setinggi langit,
dengan bumbu-bumbu kesombongan,
menjadi sebuah hal biasa yang menggejala
di tengah kehidupan kita.
Alasannya sangat simple :
bahwa setiap orang memiliki sifat untuk
meninggikan diri sebagai bukti bahwa
dirinya lebih segalanya dari orang lain.

Dengan mengatasnamakan psikis perasaan
bahwa jangan sampai orang lain merendahkan
dan meremehkan diri kita,
maka bualan kisah dan cerita hebat dengan
segudang lika liku yang mengagumkan,
adalah upaya yang dianggap perlu.
Dan tragisnya,
hal ini dilakukan juga oleh mereka-mereka yang
kenyataan hidupnya dipenuhi dengan kegagalan.

Kalau kesombongan dan keangkuhan,
bisa lahir dari sebuah pencapaian prestasi,
maka sebaliknya, Kerendahan hati,
bukan hasil dari sebuah peraihan,
juga tidak berasal dari sederetan kesuksesan.
Dia terbentuk dari sebuah kedalaman batin,
yang melihat bahwa apa yang dia peroleh
semata-mata bukan atas prestasi dan upaya
yang ia lakukan seorang diri.
Dia sadar bahwa banyak peran-peran
yang terlibat di dalam semua proses itu,
hingga ia memperoleh sebuah "Peraihan".
Dan baginya, kesombongan serta keangkuhan,
adalah sebuah pola yang tidak relevan dan semu.


APABILA......

APABILA SAAT INI,
KAU SEDANG MENGHADAPI

PERSOALAN YANG BELUM TERSELESAIKAN :

Ingatlah bahwa ada banyak orang lain di dunia ini,
yang tengah menghadapi banyak persoalan yang jauh lebih rumit
dari persoalan yang sedang
kau hadapi, bahkan mereka tidak
pernah tahu bagaimana semua itu harus diselesaikan.
Namun mereka tetap menjalani hidup mereka.

Dan ingatlah bahwa TUHAN akan selalu menjadi
Sahabat yang terbaik, yang akan selalu hadir untukmu,
apapun yang terjadi dengan dirimu.

APABILA SAAT INI,
HATIMU TENGAH MERASA SEDIH,
DUKA, LARA, DAN NESTAPA :

Berhentilah untuk menyalahkan orang lain...
Banyaklah mendengarkan dan kurangi bicaramu...
Ambillah waktu untuk sendiri dan merenung...
Sadarilah bahwa situasi hidup tidak selalu berpihak...
Jadikan dirimu lebih rendah hati....
Jangan menilai ataupun menyimpulkan....
Buatlah hatimu tetap tenang dengan tersenyum tulus...
Dan jangan abaikan hal-hal kecil yang bisa kau lakukan.

APABILA SAAT INI,
HATIMU SEDANG KESAL DAN MARAH :

Ingatlah bahwa setiap menit kemarahanmu,
telah melenyapkan satu menit kegembiraanmu.
Tanyakan saja kepada dirimu :
"Mengapa aku harus marah...?"

Waspadalah, bahwa kadang ada orang-orang yang
memang menghendaki dirimu marah,
dan mereka bergembira karena berhasil
membuat dirimu tak terkendali.


DAN APABILA SAAT INI,
KAU TENGAH MENIKMATI KEBAHAGIAAN
DAN KEGEMBIRAAN :

Bersyukurlah kepada Tuhan untuk setiap moment
kehidupan yang boleh kau terima dan alami.
Jalani hidupmu dengan sukacita,
dan jadikan setiap kegembiraanmu,
menjadi kegembiraan pula bagi orang lain.

Dan ingatlah bahwa dirimu begitu spesial,
hingga TUHAN menghadiahkan sukacita bagimu,
dan itu adalah sebuah titipan yang boleh kau nikmati,
namun suatu ketika semua itu akan diambil darimu,
bila kau menyia-nyiakannya.




14 April, 2009

KONTRAS HIDUP.....

Seorang teman,
yang juga seorang wirausahawan yang cukup berhasil,
pernah menyampaikan kepada saya,
bahwa kejujuran tidak lagi menjadi sebuah sikap
yang diminati oleh banyak orang di jaman sekarang ini.

Pasalnya, bercermin dari diri dan hidupnya,
bertahun-tahun dia berpegang teguh
pada prinsip kejujuran di dalam menjalani usahanya,
dan hasilnya? Usahanya berkembang begitu lambat,
hasil tidak sesuai dengan upaya dan harapan,
bahkan pernah nyaris bangkrut dan gulung tikar.
Namun sejak dia mengganti prinsip dengan berpegang
pada spirit "Untung sebesar-besarnya" dengan sedikit
trik dan muslihat, kini dia menimba hasil yang luar biasa.
Dan ia merasa puas dan bangga
dengan kondisinya saat ini,
yang notabene diyakininya sebagai hasil
dari upaya kerja kerasnya untuk menemukan
"Trik dan Muslihat" tadi.

Seorang Sales sebuah perusahaan distribusi,
pernah juga sharing dengan saya mengenai sulitnya
memenangkan sebuah persaingan di dalam memasarkan
produk yang dijalaninya.
Selain karena begitu banyak cara dan metode
yang "Pat Gulipat" untuk menjadikan produknya
tembus di pasaran, urusan "Amplop Komisi",
ternyata menjadi penentu keberhasilan
bahwa produk bisa diterima Konsumen.
Sementara, Management perusahaan tempat dia bekerja,
berpegang teguh pada prinsip dan spirit bisnis
yang dianggap "Konservatif" :
"Produk diterima konsumen karena Kualitas,
bukan karena ada embel-embel lain".

Alhasil, upaya yang "Setengah Mampus",
ternyata belum cukup untuk bisa
menjadikan dirinya berhasil menjual produk.
Dan ini membuatnya menjadi bingung dan frustrasi :
Ternyata pintar menjual saja tidak cukup,
bila tidak ada Muslihat dan Amplop.
Kualitas saja juga tidak cukup
bila tidak ada dukungan embel-embel menggiurkan.

Karena frustrasi, akhirnya ia mulai mencoba
untuk mencari jurus-jurus "Muslihat" yang ampuh,
demi melanggengkan dan menyelamatkan pekerjaannya.
Soal Etika dan Moral, itu hanya sebuah ajaran yang
tidak relevan dipraktekan di tengah situasi kerjanya.

Pada kesempatan yang lain lagi,
saya sempat berjumpa dengan seorang ibu,
yang bekerja pada sebuah perusahaan besar,
yang berorientasi di bidang produk eksport.
Dengan Jabatannya yang cukup lumayan,
sebagai manager Purchasing atau pembelian,
ia mengeluh karena prosedur standart yang
ia jalankan dengan komitment tinggi,
ternyata telah menjadikan dia sosok yang dijauhi
oleh teman-teman sejawatnya.
Padahal tidak pernah sedikitpun dia melakukan
kesalahan dalam tugas pekerjaannya.
Bahkan lebih daripada itu,
tidak sepeserpun keuntungan yang dia "Sabet"
dari pekerjaan dan jabatannya,
meski sebetulnya itu sangat dimungkinkan.


Kebingungannya semakin menjadi-jadi,
manakala dia mengetahui bahwa "Sikap Lurus"
di dalam pekerjaannyalah yang menjadi penyebab
mengapa dirinya dijauhi semua orang.
Akhirnya dia mengambil keputusan
untuk mulai sedikit bertoleransi dengan situasi
yang serba fleksible dan sedikit "Gelap",
bila itu berkaitan dengan peluang mendapatkan
keuntungan lebih yang bisa dibagikan dan dinikmati,
bersama rekan-rekan sejawat.

Lain lagi cerita seorang mahasiswa,
yang sempat bertukar pikiran soal skripsinya
yang sudah satu tahun lebih tidak kunjung rampung.
Persoalannya bukan pada skripsi yang belum selesai,
tetapi dosen pembimbing yang begitu sulit ditemui,
karena alasan banyaknya kesibukan di luar kampus,
entah itu undangan ceramah, mengikuti seminar,
bahkan mungkin juga ada pekerjaan proyek
yang lebih memberi keuntungan besar ketimbang
mengandalkan honor ngajar yang begitu minim.

Akhirnya sang mahasiswa menjadi putus asa,
mengingat hasil skripsinya yang terus menggantung,
tanpa kejelasan kapan bisa selesai dikoreksi.
Ujung-ujungnya, idealisme cita-cita meraih gelar
sarjana S1 dan mendapat pekerjaan dengan segera,
akhirnya menjadi pupus dan pudar.
Padahal tidak sedikit biaya yang telah dikeluarkan
untuk bisa mencapai tahapan skripsi ini.

Dan kini sang mahasiswa lebih banyak
menghabiskan waktunya dengan
nongkrong di sana, nangkring di sini,
dan sibuk dengan segala hal yang bersifat "Having Fun".
Soal skripsi ? Yah tunggu saja sampai sang dosen
tidak lagi sibuk dan sempat mengurus profesinya sebagai
dosen, pengajar, pendidik dan pendamping skripsi,
yang tidak ada duitnya itu.
Lalu, niat untuk segera diwisuda dan mendapat pekerjaan??
Emang Gua Pikirin alias EGP...!!!

Dengan cerita-cerita pengalaman di atas,
saya mau menyampaikan bahwa :
Ternyata bukan hanya hidup yang sulit dipahami,
cara berpikir manusia pun pada kenyataannya,
juga sangat sulit dimengerti...!
Sebagian dari hal ini tampak dari kisah-kisah di atas :
Begitu mudahnya sebuah prinsip dan idealisme bergeser,
dan begitu murahnya harga dari sebuah Toleransi,
sehingga segala hal bisa dikompromikan.
Bahkan urusan masa depan hidup pun
bisa begitu sepele diartikan dan direspon...

Dalam sebuah forum diskusi,
saya pernah menyampaikan bahwa :
kita manusia selalu mempunyai kecenderungan kuat
untuk menjadi pribadi-pribadi yang begitu mudah
bertoleransi dengan sebuah "Penyimpangan".
Dalam situasi dan kondisi hidup
yang terdesak dan terjepit,
manusia bukan saja bisa menjadi sangat kreatif
dengan hidup dan upayanya,
tetapi sekaligus juga bisa menjadi sangat destruktif
terhadap nilai-nilai kehidupan,
bahkan juga tidak peduli terhadap
nilai-nilai Moral dan Kebenaran yang dianutnya.

Dengan mengatasnamakan :
"Keterjepitan" dan "Keterpaksaan",
lalu semua langkah dan tindakan,
seakan menjadi wajar-wajar saja,
bahkan cenderung menjadi "Permisif" alias
"Boleh-boleh" saja meski berkontras dengan
Moral dan Etika, bahkan Nurani sekalipun.

Dengan belajar dari banyak pengalaman orang lain,
saya melihat bahwa dunia kita saat ini adalah
dunia yang dipenuhi oleh orang-orang yang tidak lagi
terlalu peduli dengan apa yang saya namakan :
"Tatanan Nurani ".

Urusan kebenaran, kebaikan, nilai hidup,
bahkan moralitas dan etika, bukan lagi menjadi
sebuah kualitas dan keutamaan hidup yang mutlak
harus dimiliki dan terpancar secara praktis
di dalam kehidupan sehari-hari.
Kalau pun ada, sering itu hanya bersifat formalitas.
Bahkan lebih dari itu,
sering hanya menjadi sebuah motto tanpa jiwa,
karena sesungguhnya, semua itu tak lagi pernah
mendapat tempat tertinggi di dalam praksis kehidupan,
apalagi bila itu berhubungan dengan situasi :
"Keterjepitan dan Keterpaksaan".


SAAT TUHAN BICARA.....

Hari ini...
AKU akan mengambil alih,
seluruh persoalan dan problema
kehidupanmu..
Dan ingat, AKU tidak
membutuhkan pertolonganmu,

untuk menyelesaikan seluruh permasalahanmu.

Dan apabila suatu ketika,
hidup menggiring kamu menuju situasi,
dimana kamu tidak mampu menyelesaikannya,
jangan kau memaksa diri untuk menyelesaikannya.
Serahkan saja semua itu pada-KU.

Semua persoalan yang tak mampu kau selesaikan,
akan AKU selesaikan,
tetapi sesuai dengan cara-KU,
juga saat dan waktu-KU.

Yang AKU minta :
lepaskan semua persoalan itu dari pikiran dan rasa khawatirmu.
AKU hanya butuh bahwa kau percaya pada perkataan-KU,
dan tetap fokus pada segala kegembiraan dan kesempatan,
yang hari ini menghampirimu.

Dan apabila perjalanan hidupmu menemui jalan buntu,
percayalah bahwa pernah ada seseorang,
yang telah mampu melewati itu semua,
dengan caranya yang tak seorangpun bisa memahaminya.

Dan apabila kau mengalami,
bahwa tugas dan pekerjaanmu terasa berat dan sulit,
sadarilah bahwa seseorang telah mampu melewatinya,
dengan perjuangan bertahun-tahun,
dan kini giliranmu untuk melampauinya.

Dan apabila kau mengalami ,
cinta dan kebaikanmu disia-siakan dan diremehkan,
ingatlah seseorang yang pernah mencintai tanpa batas,
namun ia tak pernah mengetahui,
apakah cintanya berbalas dan bersambut.

Dan apabila kau mengalami frustrasi dan putus asa,
sehingga hidup seakan tidak lagi berguna,
bahkan tak tahu lagi hidup itu untuk apa
dan apa tujuan dari hidup ini..?
Tetaplah bersyukur dan berterimakasih,
karena begitu banyak orang yang tidak mendapat
kesempatan untuk hidup lebih lama,
sehingga bisa menemukan jawaban dari semua pertanyaan itu.

Dan apabila hidupmu dipenuhi dengan kebahagiaan,
sukacita dan kedamaian,
ingatlah bahwa pernah ada orang-orang
yang telah menyiapkannya bagimu,
dengan cucuran keringat dan air mata,
hingga kini kau menikmatinya.

Dan apabila kau menyadari akan semua perkataan-KU ini,
serta memahaminya, sehingga hidupmu menjadi berubah,
Ingatlah..sampaikan semua ini,
kepada setiap orang yang kamu jumpai,
dengan bahasa kehidupan yang mampu mereka teladani,
dan dengan sentuhan Kasih yang membuat mereka
tergerak untuk juga memulainya di dalam hidup mereka.

Percayalah,
semua yang kau lakukan ini,
akan mengajarkan kepada mereka,
tentang sebagian dari sebuah "Pandangan Hidup",
yang bisa jadi kamu sendiripun tidak pernah menyadarinya.


MEMILIKI HIDUP....


HIDUP....
bukanlah kisah tentang adil dan tidak adil...
juga bukan berisi sederetan mimpi dan impian,
bahkan juga bukan soal balasan ataupun pamrih.
HIDUP sesungguhnya adalah :
"Apa yang kita kerjakan, yang kita alami dan kita Jalani".


HIDUP memang tidak selalu jelas dapat kita tangkap,
bahkan juga tidak selalu mudah untuk bisa dipahami.
Rencana matang untuk hari esok yang menggembirakan,
pada saatnya sering menjadi sebuah kenyataan
yang mengecewakan dan menyedihkan,
Bahkan tidak jarang mengundang
keraguan dan putus asa :

"Cinta yang bertepuk sebelah tangan...
Kesetiaan yang terkhianati...
Kesabaran yang teraniaya...
Pengorbanan yang tak dihargai...
Perhatian yang tak dipedulikan...
Kejujuran yang menuai cela menyakitkan...
Suami yang egois mencari senang dan menang sendiri,
Istri yang tak menghargai kerja keras suami,
Anak yang melawan dan mengecewakan,
orang tua yang tak mau memahami,
Mertua yang selalu mencela dan mencerca,
Teman yang ternyata berubah menjadi musuh,
Sahabat yang tiba-tiba pergi dan menghilang...."

Semua ini adalah sebagian dari deretan kenyataan
bahwa hidup memang sering tak bisa dipahami.

Kendati demikian,
HIDUP tetap selalu menunggu
dan menanti untuk dijalani.
Ia tetap terbuka untuk sebuah rencana dan harapan,
ia juga menyediakan diri untuk sebuah pilihan,
bahkan juga untuk kegembiraan dan air mata,
pun optimisme dan kekecewaan...

HIDUP tetap setia dari dulu hingga hari ini,
bahkan sampai esok yang tak pernah terpikirkan.
Ia tidak pernah menuntut,
karena ia hanya tahu memberi.
Ia juga tidak pernah berharap,
karena ia hanya menyediakan waktu dan kesempatan.
Ia juga tidak pernah meminta balasan ataupun pamrih,
karena ia hanya bisa menanti untuk dijalani.
Dan bahkan ia tetap setia menunggu,
meski manusia tak menemukan kejelasan dan kepastian,
karena sesungguhnya : "Ia Hanya Ingin Dimiliki".
Maka milikilah Hari ini, bukan hari esok.
Karena bila hari esok tak pernah datang,
kita tak pernah memiliki kesempatan,
untuk Mengucapkan :

"Aku sayang Padamu",
kepada orang-orang yang kita cintai.
"Terimakasih",
kepada mereka yang telah berjasa dalam hidup kita.
"Salam Keramahan",
kepada setiap orang yang kita jumpai.
"Selamat Tinggal",
kepada sebuah perpisahan...
Khususnya "Rasa Syukur",
kepada SANG PENCIPTA yang masih memberi kehidupan.

HIDUP yang kita jalani dan alami,
memang tidak pernah bisa sempurna.
Namun HIDUP saat ini dan di hari ini
menjadi sesuatu yang nyata.
Maka inginkanlah apa yang kini sudah kau miliki,
dan jangan miliki segala apa yang kau inginkan,
karena kita tidak mungkin memiliki semua yang kita inginkan.

Ingatlah saat-saat membahagiakan yang pernah kau miliki,
meski itu hanya sebuah percikan kecil...
Dan tinggalkan saja hal-hal suram,
yang selama ini kau simpan,
dan biarkan itu tertinggal di masa lalu,
meski baru kemarin kesuraman itu datang.

Ingat saja kenyataan ini :
HIDUP bukanlah sebuah kisah tentang adil dan tidak adil,
juga bukan sederetan mimpi dan impian,
bahkan juga bukan sebuah mekanisme
dari hitam dan putih nya perjalanan hidup,
karena HIDUP adalah sebuah kenyataan sekaligus peluang,
dan Ia selalu menunggu untuk dimiliki..
Ini pun bila HIDUP masih dianggap berharga dan bernilai.

01 April, 2009

YANG DILUPAKAN WANITA

Ketika Tuhan Menciptakan Wanita,
DIA lembur pada hari keenam...
Malaikat datang dan bertanya kepada-NYA :
"Mengapa begitu lama Tuhan...?"


Tuhan Menjawab :
"Sudahkah engkau lihat semua detail
yang AKU buat untuk menciptakan mereka?"

"Dua tangan ini harus bisa dibersihkan,
dan setidaknya terdiri dari bagian-bagian
yang bisa digerakkan dan berfungsi dengan baik,
sehingga mampu menjaga banyak anak,
pada saat yang bersamaan...
Dua tangan ini mampu memberikan pelukan ajaib,
yang bisa menyembuhkan
rasa sakit hati dan keterpurukan..."

"Hanya dengan dua tangan ini TUHAN..? Impossible..!"
Gumam malaikat...
"Sudahlah TUHAN, Kita cukupkan dulu hari ini...
besok kita lanjutkan untuk menyempurnakannya..."

"Oh Tidak..AKU akan menyelesaikan ciptaan-KU ini,
karena ini adalah ciptaan favorit-KU...

Oh yah..
dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri,
bahkan juga mampu bekerja 18 jam sehari..."

Malaikat itu mendekat dan mengamati
bentuk wanita ciptaan TUHAN itu.
Lalu Katanya :
"Tapi ENGKAU membuatnya tampak begitu lembut TUHAN.."

Yah..AKU membuatnya tampak lembut,
tapi kau belum bisa membayangkan
kekuatan yang AKU berikan kepadanya,
agar dia mampu mengatasi banyak hal yang luar biasa..."

"Dia bisa berpikir, TUHAN..?", tanya malaikat.

"Bukan hanya berpikir,
tetapi ia juga mampu bernegosiasi..."

Lalu malaikat itu menyentuh
dagu wanita Ciptaan TUHAN itu, dan berkata :
"TUHAN....
KAU ciptakan wanita ini tampak lelah dan rapuh,
seakan terlalu banyak beban yang sedang dipikulnya...?"

"Itu bukan lelah dan rapuh...
itu Air Mata...", Kata TUHAN.

"Untuk apa TUHAN..?", tanya malaikat.

"Air mata adalah salah satu cara baginya,
untuk mengekspresikan kegembiraan dan kebahagiaan,
penderitaan dan kepedihan..".

"Luar Biasa TUHAN...
ENGKAU memikirkan segala sesuatunya secara detail,
pasti wanita ciptaan-MU ini akan sungguh menakjubkan."

"YA MESTI begitu...!
Wanita ini....
akan memiliki kekuatan untuk mempesona laki-laki.
Dia juga mampu menghadapi dan mengatasi beban,
bahkan melebihi kemampuan laki-laki.
Dia juga mampu menyimpan kebahagiaan,
sekaligus kepedihannya sendiri.
Dia mampu tersenyum,
bahkan saat hatinya pedih menjerit.
Dia juga mampu menyanyi,
di saat hatinya menangis dan pilu...
Menangis saat terharu,
bahkan tertawa saat dirudung kecemasan dan ketakutan.

Dia selalu rela berkorban,
demi orang yang dicintainya.
Dia juga mampu berdiri di depan,
untuk melawan ketidakadilan.
Dia juga tak pernah menolak
bila melihat ada sesuatu yang lebih baik.
Dia juga mampu secara total
menerjunkan diri dan hidupnya,
demi keluarga dan anak-anak yang dicintainya.

Bila ada teman atau kerabat yang sakit,
dengan senang hati dia akan menolongnya.

Cintanya Tanpa Syarat...!!

Dia akan menangis ketika melihat
anaknya menjadi pemenang.
Dia juga akan bergembira dan bersorak,
saat menyaksikan pria yang menjadi pendampingnya
meraih kesuksesan dan keberhasilan.

Dia juga akan merasa begitu bahagia,
setiap mendengar tangisan kelahiran.
Namun hatinya akan begitu pilu dan sedih,
bila mendengar berita sakit dan kematian...
Tetapi ia selalu memiliki kekuatan untuk mengatasi hidup.
Dia pun tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan
dapat menyembuhkan hati yang terluka....

AKU ciptakan dia begitu sempurna....

Hanya...Ada Satu Hal Yang Kurang dari Wanita :

...............................


"DIA LUPA.....

BETAPA BERHARGANYA

DIA!"




BAIK HATI

Seorang tukang warung,
suatu hari datang menghadap seorang Guru bijak.
Dengan rasa cemas ia bercerita:
bahwa di seberang jalan persis di hadapan warungnya,
ada orang membuka Toserba yang sangat besar,
yang bisa mematikan usaha warungnya,
yang sudah dirintis bertahun-tahun turun temurun.
Dan kehilangan ini berarti gulung tikar bagi usahanya,
sebab bidang lain ia tidak tahu apa-apa.

Kata Sang Guru Bijak :
"Jika engkau takut dengan keberadaan Toserba itu,
tentu kau akan membencinya,
dan rasa benci itu berarti juga gulung tikar bagi hidupmu".

"Lalu aku harus berbuat apa ?"
Kata si Tukang warung bingung dan cemas.

Kata Sang Guru Bijak :
"Setiap Pagi, keluarlah dari warungmu,
berdirilah di pinggir jalan,
berdoa dan berkati warungmu
agar maju dan sejahtera...
Setelah itu,
berbaliklah menghadap Toserba itu,
berdoalah dan berkatilah juga."

"Apa..??!!!
Berdoa dan Memberkati sainganku
yang bakal menghancurkan aku..?"
Teriak si Tukang warung terkejut.

Kata Sang Guru Bijak :
"Setiap doa dan berkat yang kau berikan,
akan juga berbalik menjadi
berkat dan kebaikan bagimu;

Dan setiap hujat jahat
yang keluar dari hati dan mulutmu,

pun akan berbalik menghancurkanmu".

Selang setelah 6 bulan berlalu,
si tukang warung datang kembali melapor,
bahwa ia akhirnya sungguh-sungguh
harus menutup warungnya,
sebagaimana yang dulu pernah dikhawatirkannya.
........................................
Dan sekarang...
ia sedang mengurus toko serba ada yang sangat besar,
dan penghasilannya pun jauh lebih baik.....



"Baik Hati adalah :
Berkehendak dan berbuat baik bagi diri sendiri,
juga bagi Orang lain..."