Pengikut

01 Desember, 2009

TRAGISNYA DOA .....

Apa yang menarik bila kita berbicara tentang
Doa, Sembahyang, atau apapun namanya....?

Pertanyaan ini bukan hendak
membedah atau menguraikan
sebuah definisi,
juga bukan bermaksud

untuk menanamkan sebuah pemahaman Teologis
perihal Makna dan arti Doa bagi seorang beriman.
Pertanyaan ini hendak menyampaikan
sebuah permenungan tentang :
Bagaimana peran Doa ditempatkan dalam
kenyataan hidup banyak orang.

Kita semua mengetahui bahwa,
agama manapun selalu menempatkan DOA
sebagai bagian penting tak terpisahkan,
dari ritual penghayatan iman dengan aneka bentuknya.
Bahkan,
bagi seorang yang sungguh menghayati imannya,
berdoa sering menjadi sebuah aktivitas "Kebutuhan",
yang manfaatnya bukan saja menyentuh
sisi perasaan ataupun emosi,
bahkan tidak juga logika ataupun pikiran.
Lebih dari itu,
Berdoa sering dialami sebagai "Nafas",
yang mampu memberi kelegaan,
manakala hidup yang tengah dijalani
terasa menghimpit dan menyesakkan,

Doa juga sering dihayati sebagai sebuah "Cara"
untuk menjadikan diri lebih arif menjalani hidup,
karena di dalamnya terkandung kekuatan misteri,
yang tak terpahami bahkan oleh pikiran dan kata-kata.
Ia sarat dengan nilai moral dan etika hidup,
bahkan juga padat dengan pesan-pesan
peneguhan dan pengharapan.
Hal ini menyiratkan,
betapa tingginya nilai yang diberikan dan diapresiasikan
terhadap arti dari DOA.

Namun...
sadar atau tidak...
apresiasi yang tinggi atas pemaknaan Doa,
pada sisi yang lain,
eksistensinya sering tanpa sadar kita tempatkan
dalam porsi yang bersifat dan bernada :
"HANYA..." dan "SEKEDARNYA..."

Ungkapan-Ungkapan :
"Kami Hanya bisa berdoa......."
"Tak ada yang bisa kami berikan selain Hanya doa.."
"Hanya Sekedar Doa saja yang bisa kami persembahkan..."

adalah sebagian dari sedikit contoh ungkapan
yang sering kita lontarkan,
yang juga sekaligus menjadikan Doa,
berada dalam skala bobot yang begitu "Naif",
dibandingkan dengan apresiasi yang semestinya
diberikan padanya.

Bisa jadi,
Ungkapan-ungkapan yang menempatkan Doa
dalam bobot yang "Hanya.." dan "Sekedarnya..." itu,
sesungguhnya merupakan cermin bahwa :
Doa sebetulnya bukanlah apa-apa bagi kita.
Dia hanya sekedar menjadi cadangan dan pelengkap,
yang kurang diperhitungkan sehingga ia ditempatkan
dalam posisi yang hanya dan sekedarnya.
Atau mungkin lebih dari itu,
Doa hanyalah sebuah formalitas Verbal,
atau Sekedar peristilahan yang tidak memiliki
daya pesona dan kekuatan spiritual,
hingga bisa ditempatkan dalam posisi
yang ala kadarnya....


SUNGGUH T R A G I S ...!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar