Pengikut

14 April, 2009

MEMILIKI HIDUP....


HIDUP....
bukanlah kisah tentang adil dan tidak adil...
juga bukan berisi sederetan mimpi dan impian,
bahkan juga bukan soal balasan ataupun pamrih.
HIDUP sesungguhnya adalah :
"Apa yang kita kerjakan, yang kita alami dan kita Jalani".


HIDUP memang tidak selalu jelas dapat kita tangkap,
bahkan juga tidak selalu mudah untuk bisa dipahami.
Rencana matang untuk hari esok yang menggembirakan,
pada saatnya sering menjadi sebuah kenyataan
yang mengecewakan dan menyedihkan,
Bahkan tidak jarang mengundang
keraguan dan putus asa :

"Cinta yang bertepuk sebelah tangan...
Kesetiaan yang terkhianati...
Kesabaran yang teraniaya...
Pengorbanan yang tak dihargai...
Perhatian yang tak dipedulikan...
Kejujuran yang menuai cela menyakitkan...
Suami yang egois mencari senang dan menang sendiri,
Istri yang tak menghargai kerja keras suami,
Anak yang melawan dan mengecewakan,
orang tua yang tak mau memahami,
Mertua yang selalu mencela dan mencerca,
Teman yang ternyata berubah menjadi musuh,
Sahabat yang tiba-tiba pergi dan menghilang...."

Semua ini adalah sebagian dari deretan kenyataan
bahwa hidup memang sering tak bisa dipahami.

Kendati demikian,
HIDUP tetap selalu menunggu
dan menanti untuk dijalani.
Ia tetap terbuka untuk sebuah rencana dan harapan,
ia juga menyediakan diri untuk sebuah pilihan,
bahkan juga untuk kegembiraan dan air mata,
pun optimisme dan kekecewaan...

HIDUP tetap setia dari dulu hingga hari ini,
bahkan sampai esok yang tak pernah terpikirkan.
Ia tidak pernah menuntut,
karena ia hanya tahu memberi.
Ia juga tidak pernah berharap,
karena ia hanya menyediakan waktu dan kesempatan.
Ia juga tidak pernah meminta balasan ataupun pamrih,
karena ia hanya bisa menanti untuk dijalani.
Dan bahkan ia tetap setia menunggu,
meski manusia tak menemukan kejelasan dan kepastian,
karena sesungguhnya : "Ia Hanya Ingin Dimiliki".
Maka milikilah Hari ini, bukan hari esok.
Karena bila hari esok tak pernah datang,
kita tak pernah memiliki kesempatan,
untuk Mengucapkan :

"Aku sayang Padamu",
kepada orang-orang yang kita cintai.
"Terimakasih",
kepada mereka yang telah berjasa dalam hidup kita.
"Salam Keramahan",
kepada setiap orang yang kita jumpai.
"Selamat Tinggal",
kepada sebuah perpisahan...
Khususnya "Rasa Syukur",
kepada SANG PENCIPTA yang masih memberi kehidupan.

HIDUP yang kita jalani dan alami,
memang tidak pernah bisa sempurna.
Namun HIDUP saat ini dan di hari ini
menjadi sesuatu yang nyata.
Maka inginkanlah apa yang kini sudah kau miliki,
dan jangan miliki segala apa yang kau inginkan,
karena kita tidak mungkin memiliki semua yang kita inginkan.

Ingatlah saat-saat membahagiakan yang pernah kau miliki,
meski itu hanya sebuah percikan kecil...
Dan tinggalkan saja hal-hal suram,
yang selama ini kau simpan,
dan biarkan itu tertinggal di masa lalu,
meski baru kemarin kesuraman itu datang.

Ingat saja kenyataan ini :
HIDUP bukanlah sebuah kisah tentang adil dan tidak adil,
juga bukan sederetan mimpi dan impian,
bahkan juga bukan sebuah mekanisme
dari hitam dan putih nya perjalanan hidup,
karena HIDUP adalah sebuah kenyataan sekaligus peluang,
dan Ia selalu menunggu untuk dimiliki..
Ini pun bila HIDUP masih dianggap berharga dan bernilai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar