Pengikut

12 Desember, 2009

SEORANG PEMIMPIN....(1)

Mengenai sosok seorang Pemimpin,
Lao Tsu, seorang filsuf China pernah mengatakan :
"...Seringkali seorang Pemimpin Sejati,
tidak pernah diketahui keberadaannya
oleh orang-orang yang dipimpinnya.
Bahkan...Ketika Misi ataupun Tugas telah terselesaikan,
maka seluruh pengikutnya akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya.

Dan memang...seperti banyak orang mengatakan
bahwa seorang Pemimpin Sejati sesungguhnya adalah :
Sosok Pemberi Semangat, Pendorong, Motivator,
Inspirator dan Maximazer..."

Tentu bukan hal mudah untuk bisa menemukan
kualitas spirit pemimpin seperti dimaksud Lao Tsu di atas.
Namun ini bukan berarti
sosok itu hanya menjadi sebuah model semata,
yang hanya ada di negeri antah berantah.
Atau hanya sebuah sosok Utopia,
yang entah kapan sosok itu muncul.

Apabila saat ini,
anda adalah orang yang diberi kepercayaan
menjadi seorang pemimpin,
entah pemimpin sebuah komunitas,
lembaga, organisasi, tim kerja, sebuah perusahaan,
(
atau bahkan pemimpin keluarga),
maka ingatlah dan pikirkanlah hal-hal sederhana ini :

"Memberdayakan adalah lebih baik
daripada hanya sekedar mendelegasikan.

Milikilah semangat keberanian untuk memimpin
orang-orang dengan bertanggungjawab.

Memberi contoh akan jauh lebih baik,
daripada hanya sekedar menjadi Pemberi nasihat.

Seorang Pemimpin yang luar biasa adalah
pemimpin yang berhasil membawa orang-orang
yang biasa-biasa saja untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang luar biasa,
dan dengan cara yang luar biasa.

Dan salah satu karakteristik dari seorang pemimpin
yang luar biasa adalah :


Para Pemimpin menyadari,
Bahwa sesungguhnya dirinya
dituntut lebih banyak
daripada para pengikutnya.."


HAL-HAL TERBESAR BAGI PARA KARYAWAN.....!!!

Apa yang menjadi hal-hal terbesar
bagi setiap karyawan ?
Mungkin Sederetan berikut :

Motivasi terbesar dari kerja adalah :
GAJI.

Kesialan terbesar adalah :
Promosi Tanpa Kenaikan Gaji.

Kejutan terbesar adalah :
bekerja biasa-biasa, tetapi tiba-tiba gaji naik.

Penurun Semangat terbesar adalah :
terlambat menerima gaji.

Bakat terbesar adalah :
berpura-pura sibuk,

tetapi sebetulnya tidak mengerjakan apa-apa.

Kesalahan terbesar adalah :
Membantah Pimpinan.


Kesedihan terbesar adalah :
Tidak menerima Gaji,
karena pimpinan tidak muncul pada harinya.

Kebahagian yang terbesar adalah
:
datang terlambat tetapi pimpinan tidak tahu.

Kebodohan terbesar adalah :
dengan bangga mengatakan kepada orang lain
bahwa dirinya malas.

Kebiasaan terbesar adalah :
Pemimpin mengatakan sesuatu,

tetapi maknanya diartikan lain.

Keinginan hati terbesar adalah :
bisa memecat pimpinan.

Kekesalan terbesar adalah :
anda yang bekerja keras,
tetapi orang lain yang dipuji dan mendapat promosi.


Dan masalah terbesar para karyawan adalah :
"Selalu Hidup Dengan Masa Lalu...",
Saat Hari Gajian tiba,
hutang-hutang harus dibayar....!!!
Nasib Gaji...?? Habissss laahhh...!!!!!




SATU LAGI RENUNGAN KEBERHASILAN....

Tahukah anda :
Bahwa orang-orang yang berhasil dalam hidupnya,
sesungguhnya adalah orang-orang yang dengan ulet
melakukan hal-hal yang enggan dilakukan orang lain.
Pada dasarnya orang-orang yang hidupnya berhasil
mengalami rasa keengganan itu,

namun kekuatan tekad mereka
lebih besar dari rasa enggan yang mereka miliki.
Dan ini membuat mereka mampu mengalahkannya,
hingga mereka meraih keberhasilan dalam hidupnya.

Tahukah Anda :
Bahwa orang-orang yang berhasil dalam hidupnya,
selalu memiliki sikap dan cara berpikir
yang berbeda dengan orang pada umumnya.
Sikap dan cara inilah yang membuat mereka
mampu bersaing dalam setiap kompetisi hidup,
yang pada akhirnya menghantar mereka
keluar sebagai pemenang yang unggul.

Tahukah Anda :
Bahwa orang-orang yang hidupnya berhasil,
memiliki rasa ingin tahu yang besar,
dan mereka mampu untuk beradaptasi
dengan dunia dan situasi serta kondisi yang baru,
dan mereka selalu berusaha untuk dengan segera
mengenal dan memahaminya.
Bedanya dengan orang kebanyakan adalah
bahwa orang-orang yang berhasil selalu konsisten
dengan apa yang dilakukan dan dikerjakannya,
sementara orang-orang yang gagal,
cenderung untuk tidak memelihara,
apalagi mengasah potensi yang dimilikinya,
hingga semuanya makin lama makin menghilang.

Bila kita ingin berhasil di dalam kehidupan kita,
Renungkanlah kalimat ini :

"
Ketahuilah dengan sungguh,
Apa Yang Kamu Lakukan....

Cintailah Dengan Sungguh,
Apa Yang Kamu Lakukan....

Dan Yakinilah dengan Sungguh,
Apa Yang Kamu Lakukan...."


Karena Sesungguhnya,
Keberhasilan Hanya Berdamai

Dengan Orang-Orang yang memiliki :

KESUNGGUHAN.....!!!!



06 Desember, 2009

SYAIR RONGGOWARSITO YANG TERLUPAKAN...

21 Desember 2012...
tiba-tiba mencuat menjadi sebuah
momentum waktu yang menggemparkan
dan menghebohkan......!!!
Segala kalangan, setidaknya di negeri ini,
tidak habisnya membicarakan dan mendiskusikan, meski sebetulnya tidak mengerti persis dengan seluruh isi dari ramalan 21 desember 2012.
Berbagai reaksi telah dilontarkan,
dari rasa tidak peduli masyarakat hingga
keresahan orang2 yang terkejut mendengarnya.
Bahkan larangan beredarnya film tersebut
untuk ditonton telah diluncurkan,
namun aneh...gemanya tidak menjadi surut.
Bahkan keping film VCD/DVD bajakan pun laris
terjual dengan keuntungan yang lumayan,
bagi para oportunis jeli.

Yang menarik,
film 21 Desember 2012, merupakan sebuah rekayasa
cinematik yang hendak memvisualkan sebuah ramalan
kuno dari suku maya, yang memvonis tanggal tersebut
sebagai akhir dari kehidupan manusia dan dunia,
alias kiamat sudah semakin mendekat.
Dan Masyarakat kita tiba-tiba terusik dengan
berbagai respon yang beraneka ragam.

Satu hal kemudian yang dilupakan,
dan ini sekaligus menjadi sebuah pertanyaan,
mengapa banyak masyarakat kita begitu peduli
dengan ramalan 21 Desember 2012,
milik sekelompok suku kuno yang kita sendiri
tidak mengenalnya ?
Padahal, dalam sejarah kuno bangsa ini,
pun pernah muncul sebuah ramalan yang isinya
kurang lebih sama dengan apa yang menjadi
isi dari ramalan 21 Desember 2012...
bahkan lebih detail meski tanpa
justifikasi waktu secara pasti dan rinci.

Syair Ronggowarsito (
dalam bahasa Jawa),
sebetulnya syair yang cukup dikenal
bagi kita yang pernah membaca tentang
sejarah kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Namun rupanya, ia terlupakan...
Padahal,
isinya banyak menyiratkan pesan-pesan
yang berbau etik dan moral.
Namun tragis, terabaikan...

Seperti apa isi syair Ronggowarsito dimaksud ?
(Berikut terjemahan dari bahasa Jawa)

Inilah yang menjadi tanda zaman kehancuran :
"Gempa bumi 7 kali dalam sehari,
Tanah pecah belah merekah,
Manusia pada berguguran,
banyak manusia yang ditimpa penyakit,
terjadi berbagai bencana,
dan hanya sedikit saja yang selamat,
kebanyakan meninggal.

Dan Jaman ini ditandai dengan :
Sudah ada kereta yang berjalan tanpa ditarik kuda.
(Kereta Api).
Tanah jawa dikelilingi oleh besi,
(
mungkin maksudnya rel kereta api).
Perahu bisa berjalan di atas awan (pesawatkah?).
Sungai-sungai kehilangan danaunya (diurug jadi perumahan)
Pasar kehilangan keramaiannya (diganti mall - Supermarket)
Manusia menemukan, jaman sudah serba terbalik,
Kuda doyan sambal,
perempuan mengenakan pakaian pria (juga sebaliknya),

Jaman "Kalabendu" itu,
mirip-mirip seperti jaman yang penuh kebahagiaan,
penuh dengan kenikmatan dunia,
namun sebenarnya jaman itu adalah jaman
kehancuran dan kekacauan dunia :
Banyak Bapak lupa sama anaknya (tidak peduli)
Banyak anak yang berani melawan ibu dan menantang bapaknya.
sesama saudara (kakak-beradik) saling berkelahi.
Kaum perempuan kehilangan rasa malunya,
dan kaum pria hilang kesatriaannya.
Banyak pria tidak menikah,
dan banyak wanita kehilangan kesetiaannya.
Banyak ibu yang menjual anaknya,
dan banyak wanita yang menjual dirinya.
Banyak orang yang tukar menukar pasangan.
Makin banyak perawan tua,
dan banyak janda yang melahirkan anak,
Banyak bayi lahir tanpa bapak,
kaum wanita melamar laki-laki,
kaum laki-laki merendahkan drajatnya sendiri.
Banyak anak lahir di luar nikah,
Janda sangat murah harganya,
nilainya hanya satu sen untuk 2 orang.
perawan pun harganya satu sen untuk 2.
Duda senilai harganya dengan 9 orang.

Jaman ini (
Kalabendu) adalah jaman Edan :
wanita menunggang kuda (
kerja keras?),
kaum pria duduk berpangku tangan.
Orang yang benar hanya bisa bengong,
orang yang salah berpesta pora.
Orang baik berusaha disingkirkan,
orang yang moralnya bejat malah naik pangkat.
Banyak komentar yang tidak ada isinya,
orang salah dianggap benar,
orang lugu/jujur malah terbelenggu.
yang salah dipuji dan dihormati,
orang jujur malah hancur.
Banyak pedagang yang menyimpang/curang.
Orang yang bermain judi semakin menjadi,
lupa anak lupa istri, lupa tetangga dan teman.
Uang dan keringat hanya untuk berjudi,
waktu pulang main, kantongnya kosong,
mendengar anak istri menangis tidak digubris.

Seberat apapun hidup,
jangan ikut larut dalam gejolak jaman Kalabendu.
karena jaman itu akan sirna,
dan diganti dengan jaman Ratu Adil,
jaman yang penuh dengan kemuliaan.
Karena itu : "Jadilah orang kokoh,
tegar dan tabah, serta jangan
melakukan hal-hal yang bodoh....!!"

Inilah isi dari Syair Ronggowarsito,
yang dikenal sebagai sebuah ramalan
tentang sebuah jaman yang akan menjadi
tanda-tanda hancurnya kehidupan alias kiamat.
Isinya begitu jelas dan lugas,
bahkan juga ditutup dengan sebuah pesan
etis dan moral bagi manusia.

Pertanyaannya kemudian adalah :
apa yang mau kita katakan dengan syair ini,
atau mungkin juga dengan ramalan 21 Desember 2012?

Kita tidak harus dan tidak wajib untuk mempercayai
akan ramalan-ramalan tersebut,
sebaliknya juga kita tidak mesti menolak atau
menampiknya dengan sinis.
Mungkin baik kalau kita berkesimpulan dan
merespon dengan arif dan bijak.
Jadikan semuanya sebagai sebuah peringatan,
bahwa jaman kita dan kehidupan kita,
sebagian telah mencerminkan seperti apa
yang diramalkan dalam syair Ronggowarsito di atas;
namun apakah ini menunjukkan bahwa akhir dunia
sudah semakin dekat?
Kita tidak tahu,
karena Hanya Tuhan yang tahu...
tetapi : "Berjaga-jagalah, karena pencuri datang
pada waktu yang tidak pernah kita sangka-sangka..."

Jadikan saja semua itu sebuah peringatan moral,
yang bisa semakin mendekatkan kita dan hidup kita
dengan Cinta Sang Pencipta,
lewat waktu-waktu yang masih disediakan bagi kita
untuk kita lalui...bersama orang-orang yang dekat
dengan hidup kita, dan bersama-sama orang lain,
di dalam kerja dan karya kita,
dan di dalam keseharian hidup kita.


KELIRUMOLOGI MAKNA KEBERHASILAN...

Keberhasilan....
sebuah kata yang tidak pernah bisa
lepas dari konsep hidup kita manusia.
Apa yang kita rencanakan,
apa yang kita pikirkan,
apa yang kita upayakan dan kerjakan,
apa yang hendak kita raih dan wujudkan,
semuanya akhirnya bersarang pada satu kata ini..

KEBERHASILAN......


Ada begitu banyak pemahaman orang tentang
arti dari sebuah keberhasilan.
Atau setidaknya kita sendiri pun memiliki
sebuah pemahaman subyektif sendiri
tentang kriteria standart tentang arti
dari sebuah keberhasilan.

Namun lepas dari ini semua,
ada beberapa pemahaman keliru yang
tanpa sadar terpola di dalam pandangan kita,
ketika kita memaknai dan memahami
arti dari sebuah "Keberhasilan" atau "Kesuksesan".
Apa yang Keliru.....???

1. Kelirumologi Pertama :
Banyak pandangan pemahaman mengatakan,
Untuk menjadi manusia yang berhasil dan sukses,
diperlukan banyak moment keberuntungan
dan kesempatan.

Padahal,
keberhasilan dan kesuksesan, bahkan juga
munculnya faktor keberuntungan dan kesempatan,
semua sering diperoleh dan muncul dari :
"Kecerdasan, Pengetahuan, Penerapan dan Kerja Keras",
yang berjalan secara bersinergis dan optimal.


2. Kelirumologi Kedua :
Keberhasilan dan Kesuksesan itu diukur
bila kita banyak uang, mendapat gaji besar,
mampu memenuhi dan memiliki semua yg diinginkan.

Padahal,
segala yang kita miliki merupakan sebagian keuntungan,
yang diberikan oleh keberhasilan ataupun kesuksesan.
Dan semua yang kita miliki itu,
bukanlah bukti jaminan bahwa
hidup kita telah berhasil dan sukses.


3. Kelirumologi Ketiga :
Orang berpendapat bahwa
sebuah keberhasilan ataupun kesuksesan,
ditentukan oleh tingginya Pendidikan,
disertai Intelegensi yang cemerlang.

Padahal,
Setiap orang, siapapun dia bisa meraih
keberhasilan dan kesuksesan.
Ini semua hanya soal bagaimana kita
sungguh-sungguh menginginkankanya,
dan untuk kemudian bekerja keras mewujudkannya.

4. Kelirumologi Keempat :
Banyak orang berpikir bahwa
untuk bisa sukses dan berhasil,
maka ia harus bekerja lebih dari 8 jam sehari...

Padahal,
Keberhasilan dan kesuksesan bukan diukur dari
seberapa lama kita bekerja dalam setiap harinya,
tetapi terletak pada bagaimana kita melakukan
sesuatu itu dengan benar dan tepat.

5. Kelirumologi Kelima :
Orang-Orang yang berhasil dan sukses,
jarang sekali melakukan kesalahan.

Padahal,
orang-orang yang berhasil dan sukses itu,
pada awalnya banyak sekali melakukan kesalahan,
namun bedanya adalah :
mereka tidak pernah melakukan dan mengulang
kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.

6. Kelirumologi Keenam :
Seseorang tidak akan pernah berhasil dan sukses,
bila ia selalu bertanya dan bertanya.

Padahal,
Banyak sekali orang berhasil dan sukses hidupnya,
karena dia selalu bertanya kepada orang lain,
karena dia sadar bahwa bantuan orang lain menjadi
salah satu kunci dari sebuah keberhasilan.

7. Kelirumologi Ketujuh :
Orang baru disebut berhasil dan Sukses bila
prestasi keberhasilannya diakui oleh orang banyak.

Padahal,
keberhasilan ataupun kesuksesan sering
bukan tergantung pada apa yang dinilai
oleh orang lain atau orang banyak,
karena keberhasilan dan kesuksesan,
semuanya berangkat dari pemahaman kita
atas keberhasilan yang telah kita capai dan raih.

8. Kelirumologi Kedelapan :
Banyak Orang mengira bahwa
dirinya berhasil dan sukses bila
dia mampu mengakhiri kesulitan yang
yang dia hadapi.

Padahal,
Kesulitan akan selalu datang
ketika kita mencoba untuk menyelesaikannya.
Dan pada saat yang sama,
kesulitan yang baru akan muncul
seiring perjalanan hidup yang hendak kita lalui.
Tak ada jalan yang terus menurun,
demikian pula tak ada jalan yang terus menanjak.
Semuanya akan selalu hadir silih berganti,
sebagaimana layaknya sebuah kehidupan.
Oleh karena itu,
nikmati saja keberhasilan-keberhasilan kecil
yang kita raih setiap hari,
dengan penuh syukur dan Terimakasih.

Karena
sesungguhnya,
kita tengah menggenggam kehidupan...

Awal dan akhir dari seluruh keberhasilan Hidup...


01 Desember, 2009

TRAGISNYA DOA .....

Apa yang menarik bila kita berbicara tentang
Doa, Sembahyang, atau apapun namanya....?

Pertanyaan ini bukan hendak
membedah atau menguraikan
sebuah definisi,
juga bukan bermaksud

untuk menanamkan sebuah pemahaman Teologis
perihal Makna dan arti Doa bagi seorang beriman.
Pertanyaan ini hendak menyampaikan
sebuah permenungan tentang :
Bagaimana peran Doa ditempatkan dalam
kenyataan hidup banyak orang.

Kita semua mengetahui bahwa,
agama manapun selalu menempatkan DOA
sebagai bagian penting tak terpisahkan,
dari ritual penghayatan iman dengan aneka bentuknya.
Bahkan,
bagi seorang yang sungguh menghayati imannya,
berdoa sering menjadi sebuah aktivitas "Kebutuhan",
yang manfaatnya bukan saja menyentuh
sisi perasaan ataupun emosi,
bahkan tidak juga logika ataupun pikiran.
Lebih dari itu,
Berdoa sering dialami sebagai "Nafas",
yang mampu memberi kelegaan,
manakala hidup yang tengah dijalani
terasa menghimpit dan menyesakkan,

Doa juga sering dihayati sebagai sebuah "Cara"
untuk menjadikan diri lebih arif menjalani hidup,
karena di dalamnya terkandung kekuatan misteri,
yang tak terpahami bahkan oleh pikiran dan kata-kata.
Ia sarat dengan nilai moral dan etika hidup,
bahkan juga padat dengan pesan-pesan
peneguhan dan pengharapan.
Hal ini menyiratkan,
betapa tingginya nilai yang diberikan dan diapresiasikan
terhadap arti dari DOA.

Namun...
sadar atau tidak...
apresiasi yang tinggi atas pemaknaan Doa,
pada sisi yang lain,
eksistensinya sering tanpa sadar kita tempatkan
dalam porsi yang bersifat dan bernada :
"HANYA..." dan "SEKEDARNYA..."

Ungkapan-Ungkapan :
"Kami Hanya bisa berdoa......."
"Tak ada yang bisa kami berikan selain Hanya doa.."
"Hanya Sekedar Doa saja yang bisa kami persembahkan..."

adalah sebagian dari sedikit contoh ungkapan
yang sering kita lontarkan,
yang juga sekaligus menjadikan Doa,
berada dalam skala bobot yang begitu "Naif",
dibandingkan dengan apresiasi yang semestinya
diberikan padanya.

Bisa jadi,
Ungkapan-ungkapan yang menempatkan Doa
dalam bobot yang "Hanya.." dan "Sekedarnya..." itu,
sesungguhnya merupakan cermin bahwa :
Doa sebetulnya bukanlah apa-apa bagi kita.
Dia hanya sekedar menjadi cadangan dan pelengkap,
yang kurang diperhitungkan sehingga ia ditempatkan
dalam posisi yang hanya dan sekedarnya.
Atau mungkin lebih dari itu,
Doa hanyalah sebuah formalitas Verbal,
atau Sekedar peristilahan yang tidak memiliki
daya pesona dan kekuatan spiritual,
hingga bisa ditempatkan dalam posisi
yang ala kadarnya....


SUNGGUH T R A G I S ...!!!