Selamat datang di Blog Pengembaraan ini. Sebuah Wahana dan Wacana dari Pemikiran yang melanglangbuana dalam Pengalaman dan Permenungan, Dari Hidup dan Kedalaman...Semoga bisa menjadi inspirasi dan aspirasi, meski hanya berisi Serpihan yang terbuang. SALAM Hy
Puisi 1 : Rasa sayangku... bukan karena parasmu semata... juga bukan hanya karena keanggunan dirimu, tetapi karena hatimu. Kusayangi seluruh kodratmu, pun bukan semata karena mataku tertarik, tetapi karena kutahu dirimu berharga.
Tak perlu kuungkapkan rasa banggaku, karena kutahu hatimu aku yang punya, meski ini lirih kuucap dalam hati. Dan rasa ini akan kubawa mati...!
Puisi 2 : Tulus hatiku mencintaimu... Kalau cinta memang harus berkorban, maka kukorbankan hasratku untuk memilikimu, namun kan kubiarkan cinta itu tetap ada, karena ku tak mampu memadamkannya, karena hatimu adalah belahan hatiku, yang tlah lama kucari.
Meski kucumbu cintamu hanya dalam bayang-bayang, dan kudekap hatimu hanya dalam angan, namun kekuatan cinta, telah menjadikan semuanya seakan nyata.... Dan aku bersyukur karena bisa mencintaimu, dan boleh untuk selamanya...!!!
Puisi 3 : Tuhan... Menanti sebuah penantian.. bukan soal bagiku. Pun menunggu sebuah kehadiran, tidak menggoyahkan sedikitpun pengharapanku. Namun memendam cinta dan hasrat yang tak berujung, rasanya lelah dan letih...
Beri aku embun pagi kesegaran-MU, agar mampu ku melangkah, melewati teriknya hari serta gelap dan dinginnya malam, hingga kumerasa diamnya DIRIMU, adalah bukti bahwa KAU bersamaku.
Jadikan saja aku pribadi, yang tulus tanpa pamrih dalam mencintai, agar kebahagiaannya juga menjadi kebahagiaanku, dan kepedihanku bukan menjadi kepedihannya, karena aku menginginkan dia bahagia, meski hatiku harus menangis, memendam hasrat cintaku yang tiada berujung.
Jadikan aku pasrah, bukan saja untuk menerima, tetapi juga untuk menjalaninya... Dan ini semua karena aku sungguh mencintainya..
Puisi 4 : Kalau boleh aku memilih, maka kupilih dirimu sebagai tulang rusukku, mendampingi aku melewati hari-hari usiaku. Kalau boleh aku mencintai, kan kujadikan kau, yang terakhir dan segalanya bagi hidupku. Dan kalau boleh aku memiliki, maka kan kumiliki dirimu seutuhnya.
Namun bila kusadari putihnya cintaku, maka itu semua, telah menjadi hasrat cintaku yang terlarang. Memang berat berhadapan dengan kenyataan, yang jauh dari pengharapan.... Indah memikirkannya, namun pahit menerimanya.
Semua ini kutulis, agar kau tahu, seluruh isi hatiku.....
Puisi 5: Aku katakan bahwa kau cantik dan indah... Di mataku selalu ada wajahmu. Di tanganku ada namamu. Di dalam tetes air mataku ada cinta untukmu.
Aku bisa memilih tempat dimana saja yang kumau, tetapi aku hanya memilih hatimu. Aku bisa melakukan apa saja, bahkan hal yang tak masuk akal sekalipun, namun hanya satu yang tak pernah mampu kulakukan : "Aku tak mampu berhenti untuk Mencintaimu..."
Cinta... satu kata ini memang sering salah diartikan. Bahkan dalam banyak kasus kehidupan, maknanya sering dipersempit menjadi hanya sekedar soal perasaan, keinginan, dan memiliki.
Tragis memang bahwa keberadaannya yang begitu dekat dan akrab dengan keseharian hidup manusia, namun arti dan maknanya begitu dangkal ditafsirkan. Lebih daripada itu, ia juga sering disejajarkan dengan sebuah proses yang semuanya berakar serta bersarang pada sisi naluri manusia semata.
Bagi sekelompok orang yang mengedepankan romantika, maka cinta itu bagaikan sebuah obat, yang bisa memberikan penyembuhan, bahkan juga mampu memberikan daya kekuatan bagi psikis mental yang sempat terpuruk. Cinta yang dialami dalam situasi semacam ini, jatuh bangun dalam kekecewaan akan menjadi sebuah mekanisme relasi yang bakal sering terjadi. Pasalnya adalah orang akan mengalami kenyataan bahwa tuntutan keinginan akan selalu berseberangan dengan kenyataan yang dialami dan diterima.
Lain lagi bagi orang-orang yang lebih mengutamakan ketertarikan pada keindahan paras dan fisik, dalam hal ini maka cinta lebih ditangkap sebagai sebuah mekanisme dari instink yang bergejolak saat mata tersedot oleh sebuah kecantikan wajah dan keindahan tubuh yang semuanya akan selalu berakhir dalam cinta yang bersifat temporer sesaat. Dalam situasi ini maka cinta akan menjadi sebuah proses panjang dari sebuah petualangan yang tiada akhir.
Sementara itu, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa cinta itu sering membuat orang menjadi buta dengan banyak situasi bahkan juga dengan dirinya sendiri. Banyak kenyataan bagaimana orang yang "Jatuh Cinta" ataupun yang "Kejatuhan Cinta" sering mengalami dorongan ekspresi yang sering tak terkendali : Hidup tiba-tiba menjadi tidak jenak dan selalu resah, Tenggelam dalam angan menjadi jadwal baru kehidupan, Tersenyum-senyum dalam kesendirian dan lamunan, Susah makan...sulit tidur... Pokoknya, sebuah "Kegilaan", baru saja dimulai saat seseorang tengah mengalami cinta. Dan ini menjadi alasan lalu orang berpendapat Cinta itu buta sekaligus juga berakibat "Membabi buta".
CINTA... Ia tidak pernah buta karena Cinta adalah rasa dan hati yang berkesadaran. Ia mampu menentukan sebuah keputusan juga tindakan. Ia bukan semata-mata sebuah romantika perasaan, yang mengangungkan ayat-ayat indah menghanyutkan. Ia juga bukan sebuah mekanisme relasi dari dua dunia, yang saling merindukan untuk selalu berjumpa. Bahkan ia juga bukan melulu sebuah ungkapan dari sebuah hati yang mengalah kepada hati yang lain.
Dalam banyak situasi, Cinta itu selalu berupaya untuk "Membangun". Ia tidak mengenal "Kalah" atau pun "Menang". Ia juga tidak mengenal batasan dari bentuk relasi antara bawahan dan atasan, dimana pribadi yang satu mengendalikan pribadi yang lain.
Cinta itu selalu melihat peluang bagi kehidupan, dimana ia akan selalu mengembangkan pribadinya demi perkembangan pribadi yang lain. Ia siap untuk menerima kritik sekaligus mengkritik, demi kebaikan hidup pasangannya. Ia siap berkorban bukan demi kesia-siaan, tetapi demi sebuah nilai yang berharga. Ia tidak selalu mengatakan "Ya" demi menyenangkan orang yang dicintainya, sebaliknya ia juga berani mengatakan "Tidak" demi kebaikan diri pribadi pasangannya.
Cinta juga bukan sebuah mekanisme untuk melenyapkan berbagai masalah hidup, melainkan untuk bersama menjernihkannya hingga solusi bisa ditemukan. Ia tidak mengenal sebuah dominasi dan kekuasaan, atau sistem Mengatur serta Mengendalikan, dimana larangan, tuntutan dan paksaan menjadi batasan-batasan yang mengekang, karena cinta hanya berpikir untuk selalu memberikan yang terbaik.
Cinta itu tidak pernah berubah, karena ia tidak mengenal musim dan pasang surut, atau naik turunnya kadar rasa dan kasih, karena Cinta tak terpengaruh situasi dan kondisi.
Cinta itu juga berani untuk bermimpi, bermimpi tentang kehidupan di masa datang, yang ia mulai dengan rencana di masa kini, demi orientasi akan sebuah "Masa Depan" kehidupan, dimana kebahagiaan menjadi sebuah tujuan yang mungkin.
Dan di sana... CINTA adalah sebuah pengalaman untuk"Saling Berbagi"
Cinta... Dunia indah sebuah kehidupan, yang begitu nyata namun tak terjangkau logika. Ia seakan jauh tak teraih, namun terasa begitu dekat ketika hati bicara. Ia bukan onggokan sederetan insting dan naluri, yang dapat digenggam dan dimiliki. Ia bukan manifestasi keinginan dan hasrat, dari sepotong hati yang rindu belahan hati yang lain. Ia juga bukan sebuah harapan dan kerinduan, dari perasaan nurani yang ditakdirkan, karena Cinta tak mengenal batasan.
Cinta itu tak pernah berubah, karena : Ia bukan serangkaian dari janji atau komitment, yang hari ini biru ceria, esok berubah kelam dan pekat. Ia juga bukan sebarisan puisi indah yang merayu, yang dalam hitungan waktu, berubah menjadi sederetan sumpah dan serapah. Ia juga bukan ungkapan dari hati yang terpikat, yang sesaat kemudian terseok dalam kerlingan mata.
Cinta sering hadir tak terduga, dengan bahasa yang tak selalu mampu diurai, bahkan oleh logika nalar tercanggih sekalipun. Namun Ia mampu.....: merubah air mata menjadi senyuman, merubah Jeritan pilu menjadi tawa gembira, merubah pahitnya hidup menjadi kekuatan, merubah putus asa menjadi harapan baru, merubah derita menjadi sukacita, merubah kecewa menjadi kepasrahan, dan merubah kemarahan menjadi kesabaran.
Dan ketika makna Cinta tak lagi mampu dipahami, ia sering menjadi pengalaman menyakitkan, yang mampu merubah : keceriaan menjadi kepedihan, pengharapan menjadi keputusasaan, kebahagiaan menjadi derita panjang, senyum bahagia menjadi tangis penderitaan, bahkan mampu merubah hidup, menjadi sebuah perjalanan panjang menyedihkan.
Cinta sesungguhnya bukanlah sebuah Misteri, karena ia sangat dekat ketika Hati bicara. Ia selalu hadir dengan bahasa yang mampu dipahami oleh semua kehidupan, bahkan binatang sekalipun. Ia menjadi misteri bagi hidup, ketika kita manusia tak pernah mau memahami arti dari keberadaannya.
CINTA.... Bukanlah wajah bertemu wajah.. pun bukan pula bibir bertemu bibir...
CINTA adalah hati yang hanya ingin memberi, memahami dan menyayangi.
CINTA itu adalah Kasih yang tak berkesudahan : Ia tidak ingin memiliki milik orang lain, dia juga tidak cemburu, dia juga sabar, tabah dan murah hati, dia hanya menginginkan kebahagian, bukan penderitaan dan kepedihan. dia juga tidak mencari keuntungan, dia mau dan siap menanggung segala sesuatu, serta bersedia menerima segala kenyataan. Meski semua itu pahit dan berat, namun dia rela, karena cinta sesungguhnya, hanya mengenal dua kata :
MEMAAFKAN.... Merinding rasanya mengeja kata yang satu ini. Pasalnya, kehidupan kita lebih sering dan lebih banyak menyodorkan kenyataan betapa manusia lebih condong menyimpan amarah dan dendam ketimbang menebar maaf dan pengampunan. Banyaknya berita dan tayangan di sana sini, yang memaparkan bagaimana kata maaf menjadi sesuatu yang begitu sulit diucapkan, semakin memperkokoh kenyataan bahwa kata "Maaf dan Memaafkan" kini hanya sekedar menjadi sebuah formalitas verbal dari sebuah ajaran semata.
Istri yang memendam sakit hati terhadap suami, suami yang menyimpan kesalahan istri dengan kemarahan, Orang tua yang selalu memojokkan anaknya, anak yang selalu membenci ibu atau bapaknya, kakak atau adik yang tak bertegur sapa karena sakit hati, Kebencian terhadap teman yang tega mengkhianati, Kemarahan karena kekasih pergi meninggalkan, Dendam karena seseorang membuat hidup menderita.. adalah sebagian dari banyaknya kenyataan bahwa kita manusia memang tidak lagi mudah untuk berbesar hati dan jiwa, atau bahkan dan bisa jadi, tidak lagi memiliki sebuah hati yang dipenuhi dengan kesediaan untuk "Memaafkan......."
Tentang hal ini, Konon katanya, Manusia itu cenderung untuk mudah lupa dengan apa yang pernah dikatakan dan dilakukannya, tetapi ia akan selalu ingat dengan pengalaman "Rasa Sakit Hati" yang pernah dialaminya. Dan ini yang menjadi salah satu alasan mengapa lalu manusia begitu mudah untuk menyimpan rasa marah, benci dan dendam, yang semuanya itu menggiring manusia untuk cenderung tidak terlalu mudah bisa "Memaafkan" apalagi "Mengampuni dan Melupakan". Dunia kita kini, memang telah kehilangan Hati dan Kasih...
SALING MENOLONG.... Saling tolong menolong...???!!! Sebuah pertanyaan sekaligus pernyataan yang aneh, di tengah hidup yang serba Individualistis saat ini ! Judul ini bukan saja mengundang tanya dan keheranan, tetapi juga mengundang "Cibiran Sinis", tak percaya dengan segudang keraguan. Alasannya bukan karena manusia tidak memiliki kepekaan terhadap keluhuran dari tindakan ini, tetapi situasi hidup dengan segala tuntutannya, telah mencetak manusia di jaman kita ini, untuk hanya peduli dengan diri sendiri, dan hanya untuk menolong diri sendiri.
Ditengah era kehidupan kita ini, dimana segalanya dituntut harus serba cepat, harus serba berlomba dan harus serba bersaing, di banyak bidang dan corak kehidupan, persoalan hidup dan kehidupan orang lain, cenderung bukan lagi menjadi sebuah urusan. Bahkan lebih daripada itu, orang lain bisa saja dianggap sebagai penghalang, bahkan ancaman yang bisa menggagalkan tujuan dari sebuah upaya pencapaian pribadi, dengan segala entusias dan ambisinya. Dengan kondisi ini, menolong orang lain berarti : siap untuk dikhianati dan dikecewakan, bahkan juga siap menuai celaka bagi hidup sendiri. Tragisnya lagi kemudian adalah : keberadaan orang lain atau sesama, siapapun mereka, sering dihadapi dengan sebuah sikap yang dipenuhi dengan tatapan sinis penuh curiga.
"Homo Homini Lopus", mungkin sebuah istilah yang masih kita ingat, yang pernah dilontarkan oleh Thomas Hobbes, seorang negarawan Inggris, yang artinya bahwa "manusia itu adalah serigala bagi manusia lain". Pandangan ini kurang lebih ingin mengatakan bahwa Manusia itu bisa menjadi teman dan sahabat, tetapi sekaligus juga bisa menjadi binatang buas, yang sewaktu-waktu siap menerkam sesamanya. Banyaknya sejarah penghancuran manusia oleh manusia, telah memperkokoh pandangan bahwa Manusia itu memang bagai serigala bagi sesamanya. Dan saling menolong...???? Hahaha....anda saja, saya tidak...!!! Tragis....!!!
Luapan Pikiran dan Pemikiran adalah bentuk dari
Sebuah Upaya Pencaharian untuk Sampai pada sebuah "Kedalaman". Bagi saya, hidup adalah sebuah pencaharian yang tiada henti. Blog ini akan menjadi Tempat bagi pemikiran, permenungan dan pencaharian saya: Hy Islani