Selamat datang di Blog Pengembaraan ini. Sebuah Wahana dan Wacana dari Pemikiran yang melanglangbuana dalam Pengalaman dan Permenungan, Dari Hidup dan Kedalaman...Semoga bisa menjadi inspirasi dan aspirasi, meski hanya berisi Serpihan yang terbuang. SALAM Hy
Mengenai sosok seorang Pemimpin, Lao Tsu, seorang filsuf China pernah mengatakan : "...Seringkali seorang Pemimpin Sejati, tidak pernah diketahui keberadaannya oleh orang-orang yang dipimpinnya. Bahkan...Ketika Misi ataupun Tugas telah terselesaikan, maka seluruh pengikutnya akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya.
Dan memang...seperti banyak orang mengatakan bahwa seorang Pemimpin Sejati sesungguhnya adalah : Sosok Pemberi Semangat, Pendorong, Motivator, Inspirator dan Maximazer..."
Tentu bukan hal mudah untuk bisa menemukan kualitas spirit pemimpin seperti dimaksud Lao Tsu di atas. Namun ini bukan berarti sosok itu hanya menjadi sebuah model semata, yang hanya ada di negeri antah berantah. Atau hanya sebuah sosok Utopia, yang entah kapan sosok itu muncul.
Apabila saat ini, anda adalah orang yang diberi kepercayaan menjadi seorang pemimpin, entah pemimpin sebuah komunitas, lembaga, organisasi, tim kerja, sebuah perusahaan, (atau bahkan pemimpin keluarga), maka ingatlah dan pikirkanlah hal-hal sederhana ini :
"Memberdayakan adalah lebih baik daripada hanya sekedar mendelegasikan.
Milikilah semangat keberanian untuk memimpin orang-orang dengan bertanggungjawab.
Memberi contoh akan jauh lebih baik, daripada hanya sekedar menjadi Pemberi nasihat.
Seorang Pemimpin yang luar biasa adalah pemimpin yang berhasil membawa orang-orang yang biasa-biasa saja untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang luar biasa, dan dengan cara yang luar biasa.
Dan salah satu karakteristik dari seorang pemimpin yang luar biasa adalah : Para Pemimpin menyadari, Bahwa sesungguhnya dirinya dituntut lebih banyak daripada para pengikutnya.."
Apa yang menjadi hal-hal terbesar bagi setiap karyawan ? Mungkin Sederetan berikut :
Motivasi terbesar dari kerja adalah : GAJI.
Kesialan terbesar adalah : Promosi Tanpa Kenaikan Gaji.
Kejutan terbesar adalah : bekerja biasa-biasa, tetapi tiba-tiba gaji naik.
Penurun Semangat terbesar adalah : terlambat menerima gaji.
Bakat terbesar adalah : berpura-pura sibuk, tetapi sebetulnya tidak mengerjakan apa-apa.
Kesalahan terbesar adalah : Membantah Pimpinan. Kesedihan terbesar adalah : Tidak menerima Gaji, karena pimpinan tidak muncul pada harinya.
Kebahagian yang terbesar adalah : datang terlambat tetapi pimpinan tidak tahu.
Kebodohan terbesar adalah : dengan bangga mengatakan kepada orang lain bahwa dirinya malas.
Kebiasaan terbesar adalah : Pemimpin mengatakan sesuatu, tetapi maknanya diartikan lain.
Keinginan hati terbesar adalah : bisa memecat pimpinan.
Kekesalan terbesar adalah : anda yang bekerja keras, tetapi orang lain yang dipuji dan mendapat promosi. Dan masalah terbesar para karyawan adalah : "Selalu Hidup Dengan Masa Lalu...", Saat Hari Gajian tiba, hutang-hutang harus dibayar....!!! Nasib Gaji...?? Habissss laahhh...!!!!!
Tahukah anda : Bahwa orang-orang yang berhasil dalam hidupnya, sesungguhnya adalah orang-orang yang dengan ulet melakukan hal-hal yang enggan dilakukan orang lain. Pada dasarnya orang-orang yang hidupnya berhasil mengalami rasa keengganan itu,
namun kekuatan tekad mereka lebih besar dari rasa enggan yang mereka miliki. Dan ini membuat mereka mampu mengalahkannya, hingga mereka meraih keberhasilan dalam hidupnya. Tahukah Anda : Bahwa orang-orang yang berhasil dalam hidupnya, selalu memiliki sikap dan cara berpikir yang berbeda dengan orang pada umumnya. Sikap dan cara inilah yang membuat mereka mampu bersaing dalam setiap kompetisi hidup, yang pada akhirnya menghantar mereka keluar sebagai pemenang yang unggul.
Tahukah Anda : Bahwa orang-orang yang hidupnya berhasil, memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan mereka mampu untuk beradaptasi dengan dunia dan situasi serta kondisi yang baru, dan mereka selalu berusaha untuk dengan segera mengenal dan memahaminya. Bedanya dengan orang kebanyakan adalah bahwa orang-orang yang berhasil selalu konsisten dengan apa yang dilakukan dan dikerjakannya, sementara orang-orang yang gagal, cenderung untuk tidak memelihara, apalagi mengasah potensi yang dimilikinya, hingga semuanya makin lama makin menghilang.
Bila kita ingin berhasil di dalam kehidupan kita, Renungkanlah kalimat ini :
"Ketahuilah dengan sungguh, Apa Yang Kamu Lakukan.... Cintailah Dengan Sungguh, Apa Yang Kamu Lakukan.... Dan Yakinilah dengan Sungguh, Apa Yang Kamu Lakukan...." Karena Sesungguhnya, Keberhasilan Hanya Berdamai Dengan Orang-Orang yang memiliki :
21 Desember 2012... tiba-tiba mencuat menjadi sebuah momentum waktu yang menggemparkan dan menghebohkan......!!! Segala kalangan, setidaknya di negeri ini, tidak habisnya membicarakan dan mendiskusikan, meski sebetulnya tidak mengerti persis dengan seluruh isi dari ramalan 21 desember 2012. Berbagai reaksi telah dilontarkan, dari rasa tidak peduli masyarakat hingga keresahan orang2 yang terkejut mendengarnya. Bahkan larangan beredarnya film tersebut untuk ditonton telah diluncurkan, namun aneh...gemanya tidak menjadi surut. Bahkan keping film VCD/DVD bajakan pun laris terjual dengan keuntungan yang lumayan, bagi para oportunis jeli.
Yang menarik, film 21 Desember 2012, merupakan sebuah rekayasa cinematik yang hendak memvisualkan sebuah ramalan kuno dari suku maya, yang memvonis tanggal tersebut sebagai akhir dari kehidupan manusia dan dunia, alias kiamat sudah semakin mendekat. Dan Masyarakat kita tiba-tiba terusik dengan berbagai respon yang beraneka ragam.
Satu hal kemudian yang dilupakan, dan ini sekaligus menjadi sebuah pertanyaan, mengapa banyak masyarakat kita begitu peduli dengan ramalan 21 Desember 2012, milik sekelompok suku kuno yang kita sendiri tidak mengenalnya ? Padahal, dalam sejarah kuno bangsa ini, pun pernah muncul sebuah ramalan yang isinya kurang lebih sama dengan apa yang menjadi isi dari ramalan 21 Desember 2012... bahkan lebih detail meski tanpa justifikasi waktu secara pasti dan rinci.
Syair Ronggowarsito (dalam bahasa Jawa), sebetulnya syair yang cukup dikenal bagi kita yang pernah membaca tentang sejarah kerajaan-kerajaan di Indonesia. Namun rupanya, ia terlupakan... Padahal, isinya banyak menyiratkan pesan-pesan yang berbau etik dan moral. Namun tragis, terabaikan...
Seperti apa isi syair Ronggowarsito dimaksud ? (Berikut terjemahan dari bahasa Jawa)
Inilah yang menjadi tanda zaman kehancuran : "Gempa bumi 7 kali dalam sehari, Tanah pecah belah merekah, Manusia pada berguguran, banyak manusia yang ditimpa penyakit, terjadi berbagai bencana, dan hanya sedikit saja yang selamat, kebanyakan meninggal.
Dan Jaman ini ditandai dengan : Sudah ada kereta yang berjalan tanpa ditarik kuda. (Kereta Api). Tanah jawa dikelilingi oleh besi, (mungkin maksudnya rel kereta api). Perahu bisa berjalan di atas awan (pesawatkah?). Sungai-sungai kehilangan danaunya (diurug jadi perumahan) Pasar kehilangan keramaiannya (diganti mall - Supermarket) Manusia menemukan, jaman sudah serba terbalik, Kuda doyan sambal, perempuan mengenakan pakaian pria (juga sebaliknya),
Jaman "Kalabendu" itu, mirip-mirip seperti jaman yang penuh kebahagiaan, penuh dengan kenikmatan dunia, namun sebenarnya jaman itu adalah jaman kehancuran dan kekacauan dunia : Banyak Bapak lupa sama anaknya (tidak peduli) Banyak anak yang berani melawan ibu dan menantang bapaknya. sesama saudara (kakak-beradik) saling berkelahi. Kaum perempuan kehilangan rasa malunya, dan kaum pria hilang kesatriaannya. Banyak pria tidak menikah, dan banyak wanita kehilangan kesetiaannya. Banyak ibu yang menjual anaknya, dan banyak wanita yang menjual dirinya. Banyak orang yang tukar menukar pasangan. Makin banyak perawan tua, dan banyak janda yang melahirkan anak, Banyak bayi lahir tanpa bapak, kaum wanita melamar laki-laki, kaum laki-laki merendahkan drajatnya sendiri. Banyak anak lahir di luar nikah, Janda sangat murah harganya, nilainya hanya satu sen untuk 2 orang. perawan pun harganya satu sen untuk 2. Duda senilai harganya dengan 9 orang.
Jaman ini (Kalabendu) adalah jaman Edan : wanita menunggang kuda (kerja keras?), kaum pria duduk berpangku tangan. Orang yang benar hanya bisa bengong, orang yang salah berpesta pora. Orang baik berusaha disingkirkan, orang yang moralnya bejat malah naik pangkat. Banyak komentar yang tidak ada isinya, orang salah dianggap benar, orang lugu/jujur malah terbelenggu. yang salah dipuji dan dihormati, orang jujur malah hancur. Banyak pedagang yang menyimpang/curang. Orang yang bermain judi semakin menjadi, lupa anak lupa istri, lupa tetangga dan teman. Uang dan keringat hanya untuk berjudi, waktu pulang main, kantongnya kosong, mendengar anak istri menangis tidak digubris.
Seberat apapun hidup, jangan ikut larut dalam gejolak jaman Kalabendu. karena jaman itu akan sirna, dan diganti dengan jaman Ratu Adil, jaman yang penuh dengan kemuliaan. Karena itu :"Jadilah orang kokoh, tegar dan tabah, serta jangan melakukan hal-hal yang bodoh....!!"
Inilah isi dari Syair Ronggowarsito, yang dikenal sebagai sebuah ramalan tentang sebuah jaman yang akan menjadi tanda-tanda hancurnya kehidupan alias kiamat. Isinya begitu jelas dan lugas, bahkan juga ditutup dengan sebuah pesan etis dan moral bagi manusia.
Pertanyaannya kemudian adalah : apa yang mau kita katakan dengan syair ini, atau mungkin juga dengan ramalan 21 Desember 2012?
Kita tidak harus dan tidak wajib untuk mempercayai akan ramalan-ramalan tersebut, sebaliknya juga kita tidak mesti menolak atau menampiknya dengan sinis. Mungkin baik kalau kita berkesimpulan dan merespon dengan arif dan bijak. Jadikan semuanya sebagai sebuah peringatan, bahwa jaman kita dan kehidupan kita, sebagian telah mencerminkan seperti apa yang diramalkan dalam syair Ronggowarsito di atas; namun apakah ini menunjukkan bahwa akhir dunia sudah semakin dekat? Kita tidak tahu, karena Hanya Tuhan yang tahu... tetapi : "Berjaga-jagalah, karena pencuri datang pada waktu yang tidak pernah kita sangka-sangka..."
Jadikan saja semua itu sebuah peringatan moral, yang bisa semakin mendekatkan kita dan hidup kita dengan Cinta Sang Pencipta, lewat waktu-waktu yang masih disediakan bagi kita untuk kita lalui...bersama orang-orang yang dekat dengan hidup kita, dan bersama-sama orang lain, di dalam kerja dan karya kita, dan di dalam keseharian hidup kita.
Keberhasilan.... sebuah kata yang tidak pernah bisa lepas dari konsep hidup kita manusia. Apa yang kita rencanakan, apa yang kita pikirkan, apa yang kita upayakan dan kerjakan, apa yang hendak kita raih dan wujudkan, semuanya akhirnya bersarang pada satu kata ini.. KEBERHASILAN......
Ada begitu banyak pemahaman orang tentang arti dari sebuah keberhasilan. Atau setidaknya kita sendiri pun memiliki sebuah pemahaman subyektif sendiri tentang kriteria standart tentang arti dari sebuah keberhasilan.
Namun lepas dari ini semua, ada beberapa pemahaman keliru yang tanpa sadar terpola di dalam pandangan kita, ketika kita memaknai dan memahami arti dari sebuah "Keberhasilan" atau "Kesuksesan". Apa yang Keliru.....???
1. Kelirumologi Pertama : Banyak pandangan pemahaman mengatakan, Untuk menjadi manusia yang berhasil dan sukses, diperlukan banyak moment keberuntungan dan kesempatan.
Padahal, keberhasilan dan kesuksesan, bahkan juga munculnya faktor keberuntungan dan kesempatan, semua sering diperoleh dan muncul dari : "Kecerdasan, Pengetahuan, Penerapan dan Kerja Keras", yang berjalan secara bersinergis dan optimal.
2. Kelirumologi Kedua : Keberhasilan dan Kesuksesan itu diukur bila kita banyak uang, mendapat gaji besar, mampu memenuhi dan memiliki semua yg diinginkan.
Padahal, segala yang kita miliki merupakan sebagian keuntungan, yang diberikan oleh keberhasilan ataupun kesuksesan. Dan semua yang kita miliki itu, bukanlah bukti jaminan bahwa hidup kita telah berhasil dan sukses.
3. Kelirumologi Ketiga : Orang berpendapat bahwa sebuah keberhasilan ataupun kesuksesan, ditentukan oleh tingginya Pendidikan, disertai Intelegensi yang cemerlang.
Padahal, Setiap orang, siapapun dia bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan. Ini semua hanya soal bagaimana kita sungguh-sungguh menginginkankanya, dan untuk kemudian bekerja keras mewujudkannya.
4. Kelirumologi Keempat : Banyak orang berpikir bahwa untuk bisa sukses dan berhasil, maka ia harus bekerja lebih dari 8 jam sehari...
Padahal, Keberhasilan dan kesuksesan bukan diukur dari seberapa lama kita bekerja dalam setiap harinya, tetapi terletak pada bagaimana kita melakukan sesuatu itu dengan benar dan tepat.
5. Kelirumologi Kelima : Orang-Orang yang berhasil dan sukses, jarang sekali melakukan kesalahan.
Padahal, orang-orang yang berhasil dan sukses itu, pada awalnya banyak sekali melakukan kesalahan, namun bedanya adalah : mereka tidak pernah melakukan dan mengulang kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.
6. Kelirumologi Keenam : Seseorang tidak akan pernah berhasil dan sukses, bila ia selalu bertanya dan bertanya.
Padahal, Banyak sekali orang berhasil dan sukses hidupnya, karena dia selalu bertanya kepada orang lain, karena dia sadar bahwa bantuan orang lain menjadi salah satu kunci dari sebuah keberhasilan.
7. Kelirumologi Ketujuh : Orang baru disebut berhasil dan Sukses bila prestasi keberhasilannya diakui oleh orang banyak.
Padahal, keberhasilan ataupun kesuksesan sering bukan tergantung pada apa yang dinilai oleh orang lain atau orang banyak, karena keberhasilan dan kesuksesan, semuanya berangkat dari pemahaman kita atas keberhasilan yang telah kita capai dan raih.
8. Kelirumologi Kedelapan : Banyak Orang mengira bahwa dirinya berhasil dan sukses bila dia mampu mengakhiri kesulitan yang yang dia hadapi.
Padahal, Kesulitan akan selalu datang ketika kita mencoba untuk menyelesaikannya. Dan pada saat yang sama, kesulitan yang baru akan muncul seiring perjalanan hidup yang hendak kita lalui. Tak ada jalan yang terus menurun, demikian pula tak ada jalan yang terus menanjak. Semuanya akan selalu hadir silih berganti, sebagaimana layaknya sebuah kehidupan. Oleh karena itu, nikmati saja keberhasilan-keberhasilan kecil yang kita raih setiap hari, dengan penuh syukur dan Terimakasih. Karena sesungguhnya, kita tengah menggenggam kehidupan... Awal dan akhir dari seluruh keberhasilan Hidup...
Apa yang menarik bila kita berbicara tentang Doa, Sembahyang, atau apapun namanya....?
Pertanyaan ini bukan hendak membedah atau menguraikan sebuah definisi, juga bukan bermaksud
untuk menanamkan sebuah pemahaman Teologis perihal Makna dan arti Doa bagi seorang beriman. Pertanyaan ini hendak menyampaikan sebuah permenungan tentang : Bagaimana peran Doa ditempatkan dalam kenyataan hidup banyak orang.
Kita semua mengetahui bahwa, agama manapun selalu menempatkan DOA sebagai bagian penting tak terpisahkan, dari ritual penghayatan iman dengan aneka bentuknya. Bahkan, bagi seorang yang sungguh menghayati imannya, berdoa sering menjadi sebuah aktivitas "Kebutuhan", yang manfaatnya bukan saja menyentuh sisi perasaan ataupun emosi, bahkan tidak juga logika ataupun pikiran. Lebih dari itu, Berdoa sering dialami sebagai "Nafas", yang mampu memberi kelegaan, manakala hidup yang tengah dijalani terasa menghimpit dan menyesakkan,
Doa juga sering dihayati sebagai sebuah "Cara" untuk menjadikan diri lebih arif menjalani hidup, karena di dalamnya terkandung kekuatan misteri, yang tak terpahami bahkan oleh pikiran dan kata-kata. Ia sarat dengan nilai moral dan etika hidup, bahkan juga padat dengan pesan-pesan peneguhan dan pengharapan. Hal ini menyiratkan, betapa tingginya nilai yang diberikan dan diapresiasikan terhadap arti dari DOA.
Namun... sadar atau tidak... apresiasi yang tinggi atas pemaknaan Doa, pada sisi yang lain, eksistensinya sering tanpa sadar kita tempatkan dalam porsi yang bersifat dan bernada : "HANYA..." dan "SEKEDARNYA..."
Ungkapan-Ungkapan : "Kami Hanyabisa berdoa......." "Tak ada yang bisa kami berikan selain Hanya doa.." "Hanya Sekedar Doa saja yang bisa kami persembahkan..."
adalah sebagian dari sedikit contoh ungkapan yang sering kita lontarkan, yang juga sekaligus menjadikan Doa, berada dalam skala bobot yang begitu "Naif", dibandingkan dengan apresiasi yang semestinya diberikan padanya.
Bisa jadi, Ungkapan-ungkapan yang menempatkan Doa dalam bobot yang "Hanya.." dan "Sekedarnya..." itu, sesungguhnya merupakan cermin bahwa : Doa sebetulnya bukanlah apa-apa bagi kita. Dia hanya sekedar menjadi cadangan dan pelengkap, yang kurang diperhitungkan sehingga ia ditempatkan dalam posisi yang hanya dan sekedarnya. Atau mungkin lebih dari itu, Doa hanyalah sebuah formalitas Verbal, atau Sekedar peristilahan yang tidak memiliki daya pesona dan kekuatan spiritual, hingga bisa ditempatkan dalam posisi yang ala kadarnya....
Luapan Pikiran dan Pemikiran adalah bentuk dari
Sebuah Upaya Pencaharian untuk Sampai pada sebuah "Kedalaman". Bagi saya, hidup adalah sebuah pencaharian yang tiada henti. Blog ini akan menjadi Tempat bagi pemikiran, permenungan dan pencaharian saya: Hy Islani