Pengikut

25 Januari, 2009

SILOUET KEARIFAN

Orang yang Dewasa dan Bijak,
Adalah juga orang yang selalu
berubah
menuju kesempurnaan.

Bagai sebuah kepompong Ulat,
Yang berubah menjadi kupu-kupu yang indah.


Orang yang tidak pernah mau berubah,
bahkan tidak peduli dengan segala apapun,
bahkan terlalu angkuh untuk mau berubah,
yang terus begitu hingga berwindu-windu,
Ia bagai kepompong tak menetas :

Diri dan hidupnya,

hanya menjadi cermin dari pribadinya
yang tidak dewasa dan mandul.
Kemalasan dan ketidakpeduliannya,
kesombongan dan keangkuhannya,
hingga merasa diri tak perlu berubah,
adalah tanda dari ketidakmampuannya
untuk mengadakan perubahan atas diri
dan kehidupannya....


Tengoklah Sang Matahari,
yang selalu bergerak,
dari sisi yang satu ke ujung yang lain,
yang senantiasa terbit dari timur,
dan menyempurnakan dirinya di ufuk barat.
Ia tidak saja berubah dalam geraknya,
ia juga merubah segala
yang tersiram oleh sinarnya.

Kita bukanlah seekor ulat dengan kepompongnya,
bahkan juga bukan Sang Matahari.
Kita lebih dari sekedar ulat
ataupun Matahari,
karena kita diberi hati dan akal budi,
yang memampukan kita untuk berubah,
dan bahkan mengadakan perubahan
atas diri kita, atas hidup kita,
dan melalui semua yang kita lakukan.

Bagai kepompong ulat,
yang berubah menjadi kupu-kupu,
bagai Matahari,
yang bergerak dan merubah segala yang disinarinya,
Begitulah mestinya kita bercermin,
untuk diri dan kehidupan kita.


"Penemuan terbesar di abad kehidupan manusia adalah : Seseorang dapat mengubah hidupnya hanya dengan cara mengubah tingkah lakunya.."


SEBUAH KEWASPADAAN

Berhati-hatilah dengan apa yang kau pikirkan,
karena kelak pikiranmu akan menjadi perkataanmu.

Berhati-hatilah dengan seluruh perkataanmu,
karena pada saatnya ia bisa menjadi tindakanmu.

Berhati-hatilah dengan semua tindakanmu,
karena ia bisa menjadi Kebiasaanmu.

Berhati-hatilah dengan segala kebiasaanmu,
karena ia bisa membentuk watak dan karaktermu.

Dan Berhati-hatilah dengan watak dan karaktermu,
karena ia akan menentukan masa depan Hidupmu.

"Wajah kemanusiaan kita pada hari esok, ditentukan oleh apa yang kita lakukan dan kerjakan di hari ini...Jadikan hari ini, wahana bernilai bagi kemanusiaan kita..."

22 Januari, 2009

ANDAI KAU TAHU...

"Andai kau tahu...!!”
Apa yang aku tuliskan ini,
Bukan semata karena ada hari istimewa
dalam setiap tahun kehidupanmu…
Juga bukan semata
karena engkau baik dan teramat sangat,
Tapi karena engkau istimewa...
Dan ini pula yang telah menjadikan
hari bersejarahmu menjadi saat yang istimewa.

"Andai Kau tahu...!!"
Betapa dirimu dan kehadiranmu,
Bukanlah sebuah peristiwa kebetulan,
Juga bukan semata-mata sebuah keharusan.
Sebaliknya...kau dihadirkan,
karena sebuah keinginan dan harapan,
Yang dimiliki oleh Sang Maha Cinta...
Yang telah menjadikan dirimu...

"Andai kau tahu...!!”
Perjalanan hidupmu sesungguhnya
bukan semata-mata hidup yang kau jalani.
Lebih dari itu,
Hidup-NYA lah sesungguhnya yang tengah kau jalani.
Mungkin kau tidak menyadarinya,
namun DIA tak peduli.
Mungkin kau tidak merasakannya,
namun DIA tak peduli.
Mungkin kau tidak melihatnya,
namun DIA tak Peduli.
Bahkan Mungkin kau pun tidak peduli,
namun DIA PEDULI.

Perjalanan tahun demi tahun,
mungkin terasa singkat untuk sebuah perjalanan usia,
Namun terasa panjang
bagi sebuah Pengharapan dan Penantian.
Dan sesungguhnya setiap orang memiliki keduanya,
Namun tidak semua orang
bisa merasakan dan mewujudkannya.
Engkau memiliki, merasakan dan mewujudkannya :
Lewat hari-hari dan waktu yang kau lewati,
Lewat pergumulan kepedihan dan putus asa,
Lewat prestasi hidup dan kegembiraan yang kau raih,
Lewat saat-saat emas yang kau terima,
Juga lewat tangis dan bahagia di setiap hari istimewamu.

Ketahuilah...
Jangan biarkan ini hanya menjadi
sebuah album kenangan,
Tapi biarkan ini menjadi bagian
dari sebuah perjalanan emas,
Yang kau terima dari DIA
yang seakan diam namun peduli.
Karena engkau memang sangat berharga bagi-NYA.

Maka patutlah engkau bersyukur,
Meski hanya lewat air mata bahagia
di hari-hari istimewamu,
Walau tanpa ucap dan kata.
Namun ini cukup bagi-NYA,
bahwa engkau telah mensyukuri
Karunia perjalanan hidup,
yang diberikan-NYA kepadamu hingga hari ini.....


"Andai kau tahu....
Semua Doa Untukmu......!!!”

"Kebahagiaan, tidak datang dari sebuah petualangan Hasrat dan Keinginan, tetapi muncul dari sebuah kesadaran akan arti dari setiap peristiwa hidup".

TRAGEDI ALOT

Setiap orang,
sesungguhnya adalah pribadi-pribadi
yang ingin dimengerti dan dipahami..
Namun tragisnya adalah
bahwa banyak orang yang tidak bersedia terbuka
dan membuka diri sehingga orang lain bisa
mengerti dan memahami.
Dan Tragedi terbesar dari tidak berkembangnya
kepribadian dan Potensi seseorang,
banyak disebabkan oleh Kondisi ini…!
Dan Ironisnya lagi,
Banyak orang tahu akan hal ini
namun tetap pada kondisinya semula.


“Sikap Adalah.......
Hal Kecil Yang Bisa Membuat Kita Berbeda Besar Dengan Orang Lain..”

SETANGGI BUAT ORANG TUA

Anakmu bukanlah milikmu….
Dia putera puteri Sang Hidup
yang rindu pada diri sendiri.
Lewat engkau mereka lahir,
Namun tidak dari engkau.
Mereka ada padamu,
Tapi bukan hakmu

Berikan mereka kasih sayangmu,
Tapi jangan sodorkan bentuk pikiranmu,
Sebab pada mereka ada alam pikiran
tersendiri…
Patut engkau berikan rumah untuk
raganya,Tapi tidak untuk jiwanya,
Sebab jiwanya adalah penghuni bagi
rumah masa depan,
Yang tiada dapat kau kunjungi,
sekalipun dalam impian...

Kau boleh berusaha Menyerupai dia,
Namun jangan buat dia
menyerupai engkau,
Sebab kehidupan tidak pernah
berjalan mundur,
Pun tidak tenggelam di masa
lampau.
Kalian adalah busur dan
puteramu puterimu adalah anak panah
yang meluncur….


Nak….Meliuklah dengan
sukacita, dalam rentangan
tangan SANG PEMANAH.
Sebab DIA mengasihi engkau
sebagai anak panah yang melesat,
Sama halnya, DIA juga
mengasihi mama-papamu
Sebagai Busur yang
menjadi peluncurmu…



"Anak kita..bukanlah sebuah titipan, tetapi sebuah warisan Sang Kehidupan bagi masa depan..."

ANEKDOT PERKAWINAN

SEBELUM MENIKAH….

Pria : Yah. Pada akhirnya. Sungguh berat menunggu
saat-saat seperti ini.
Wanita : Apa kamu menghendaki aku meninggalkanmu ?
Pria : Tidak!! Jangan pernah berpikir seperti itu !
Wanita : Lalu, Apakah kamu benar2 mencintai aku?
Pria : Tentu..sangat dan sangat.
Wanita : Pernahkah kamu ingin mempermainkan aku ?
Pria : Tidak! Mengapa kamu bertanya seperti itu?
Wanita : Maukah kamu hidup bersamaku selamanya?
Pria : Setiap kali aku mengharapkannya.
Wanita : Apakah kamu akan menyakiti aku ?
Pria : Apa kamu sudah gila!! Aku bukan tipe seperti itu.
Wanita : Bisakah aku mempercayai omonganmu ?
Pria : Ya..!
Wanita : sayangku....


5 TAHUN SETELAH PERNIKAHAN…

Silahkan baca dari bawah ke atas...!
Dan inilah yang banyak terjadi.
"Perkawinan adalah bagaimana dua perbedaan mampu bersanding dan berjalan beriringan... Oleh karenanya : Cinta, kesetiaan dan pengorbanan bukan sebuah tuntutan, melainkan sebuah pembuktian dari keharmonian..."

RELUNG HIDUP

Setiap orang…
Setiap Pribadi….
Siapun dia…
Tidak terkecuali…
Tentu punya cerita-cerita tentang masa lalu….
Masa lalu dari sebuah perjalanan hidup,
Yang bisa jadi sarat dengan madu bunga harum,
Atau sebaliknya,
pekat dengan kepahitan dan kepenatan.

Memang….
Sebagian orang merasa, masa lalu begitu mengesan,
Hidup penuh warna, cerah dan ceria,
Hingga enggan rasanya untuk melupakan,
Apalagi bila harus menguburnya dalam masa lampau.
Biarkan ingatan menjadi memori yang selalu mengenang.

Di sisi lain…
Ada sebagian orang merasa :
Masa lalu bukanlah sebuah album kenangan manis,
Yang patut disimpan rapi dalam ingatan dan kenangan,
Karena masa lalu begitu penat dan getir.
Tak pantas untuk diingat apalagi harus diceritakan.
Hingga suasana hati begitu hambar,
Tatkala kenyataan lampau harus dikuak,
Sakit dan menyakitkan rasanya…..

Apapun yang kita rasakan dan alami,
Masa lampau, hari kemarin atau hari ini:
Senang-Gembira, Marah-kesal-dan Benci…
Biarkan itu menjadi sebuah arsip permenungan,
juga kekayaan dari detail perjalanan hidup kita.
Dan biar kita pasrahkan semuanya kepada DIA,
Sang Pengukir Kehidupan...
“Suka-duka…tangisan-senyuman…sukses-gagal....
kecewa-gembira…adalah aliran kehidupan,
yang datang dengan pesannya masing-masing…”
"Come to ME all who labour and are heavy burdened....."

SEKAPUR SIRIH KESADARAN

MENGENAL DIRI …?
Mungkin ini menjadi sebuah pertanyaan besar bernada ironis, yang terasa aneh terdengar di telinga orang-orang di jaman sekarang ini. “Hari Gini Orang Masih Belum Kenal Dengan Diri Sendiri?”. Begitu mungkin orang akan berucap dan bertanya.

Memang seakan ironis bahwa di tengah hiruk pikuk dan hingar bingarnya orang berlomba untuk mengais dan mengejar impian serta cita-cita, tokh masih ada sekelompok-sekelompok orang yang masih bersibuk dengan sebuah proyek perkerjaan yang bernama “Mengenal Diri”. Dan bisa jadi, kita sendiri pun bertanya-tanya dalam hati : “Masihkah ini relevan dengan kehidupan yang sedang kita jalani?”

Namun percaya atau tidak, salah satu alasan dari sekian banyak kegagalan yang dialami oleh orang-orang di jaman sekarang didalam mewujudkan cita-cita dan impiannya adalah karena banyak dari antara mereka tidak tahu bagaimana semua itu bisa dicapai. Kalaupun mereka tahu, mereka tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk meraihnya. Kalaupun mereka memiliki kemampuan, mereka tidak memperoleh peluang dan kesempatan. Dan sekalipun mereka memiliki semuanya, mereka tidak memanfaatkannya dengan baik. Dan percaya atau tidak, akar dari seluruh rangkaian rantai kegagalan itu, lebih sering disebabkan oleh ketidakbecusan manusia dalam mengolah diri dengan segala potensi yang ada di dalam dirinya, serta cenderung mengabaikan setiap peluang dan kesempatan untuk berkembang, yang diberikan dan disediakan di balik setiap tuntutan persyaratan yang muncul dari kondisi kehidupan yang dijalani. Dan apabila saat ini, kita tengah berada di dalam lingkaran kondisi semacam ini, maka percayalah bahwa kita tengah menggiring diri dan hidup kita masuk dalam sebuah proses untuk menjadi manusia-manusia baru yang gagal.

“Mengenal Diri” adalah sebuah upaya reflektif yang bertujuan untuk mendorong kita semakin menyelami inti terdalam dari diri dan kehidupan kita, serta mendorong kita untuk mampu menguasai setiap sisi kontradiktif yang muncul baik dari dalam diri kita maupun yang berasal dari lingkungan kehidupan sosial kita. “Mengenal Diri” juga sekaligus merupakan sebuah upaya untuk membangkitkan kembali kesadaran serta motivasi kita yang aktual, yang semuanya bersarang pada terbangunnya kembali tatanan prinsip dan nilai yang sungguh diperlukan di dalam pengembangan diri dan hidup. Ini juga berarti bahwa upaya “Mengenal Diri”, dapat membantu dan menghantar kita untuk sampai pada sebuah iklim dimana kita menyadari penuh akan keinginan-keinginan dan cita-cita kita, akan jalan yang harus kita tempuh, peluang dan kesempatan yang harus kita isi, potensi serta kekuatan yang kita miliki, hambatan-hambatan yang kita hadapi, kelemahan-kelemahan diri yang harus kita atasi, serta nilai hidup yang harus kita junjung; dan masih banyak lagi hal lain yang bisa ditimba dari upaya “Mengenal Diri”

Demikianlah, upaya “Mengenal Diri” bukanlah sebuah pekerjaan yang sia-sia; bahkan sebaliknya, upaya ini harus menjadi salah satu “Proyek” di dalam kamus perjalanan hidup kita, di sini dan saat ini, demi hari esok.


“Mendalami Diri..Bagaikan seorang yang menggali Sumur…..
di kedangkalan begitu banyak lumpur...
Namun Di tempat dalam berlimpah kejernihan...”

SENI MENCINTAI

Sesungguhnya...
tak pernah sang kekasih dicari oleh kekasihnya.
Apabila kilat cinta telah menyambar hati yang satu,
ketahuilah bahwa ada cinta dalam hati yang lain.
Bila Cinta Allah bertambah besar dalam hatimu,
pastilah Allah pun menaruh cinta atasmu.
Tak ada bunyi tepuk tangan hanya dengan satu
tangan tanpa tangan yang lain.

Kebijaksanaan Ilahi adalah Kodrati dan Abadi,
Yang memampukan kita mencintai satu sama lain.
Karena kodrat dan ketetapan itulah,
setiap bagian dari dunia ini dipertemukan
dengan pasangannya.

Dalam Pandangan Orang Bijak :
Langit adalah Pria, Bumi adalah wanita.
Bumi Memupuk apa yang telah dijatuhkan oleh Langit.
Apabila Bumi Kekurangan Panas,
maka Langit mengirimkannya.
Apabila ia kehilangan embun Kesegaran,
Maka Langit akan memperbaharuinya.

Langit berkeliling bagaikan seorang Suami,
mencari nafkah kesana-kemari demi istrinya.
Dan Bumi sibuk dengan Urusan Rumah Tangga,
Ia Melahirkan dan Menyusui apa yang Dilahirkan.
Anggaplah Bumi dan Langit sebagai
yang Terkaruniai dengan kecerdasan,
karena mereka melakukan pekerjaan
makhluk yang memiliki kecerdasan.
Andaikan pasangan ini tidak mengecap
kenikmatan dan kebahagiaan satu sama lain,
lalu mengapa mereka melangkah bersama
bagaikan Sepasang Kekasih…?


"Cinta, pertama-tama bukanlah sebuah permainan perasaan dan keinginan, melainkan soal ketulusan, hati dan komitment...."

20 Januari, 2009

ENGKAU WANITA....

Kadang kau tertawa,
Bukan karena gembira...
Menangispun kau bisa, namun tanpa air mata.
Kodratmu yang lembut dan pembawaanmu yang halus,
Kadang menjadikan kau menderita,
Dilecehkan dan tak didengarkan.
Namun sesungguhnya,
Kau lebih tegar dari apa yang bisa dibayangkan...

Kau ada dan diciptakan,
Bukan untuk menjadi sebuah monumen hiasan,
Atau sekedar melengkapi dan meramaikan isi dunia.
Lebih dari Itu…sosokmu adalah :
Penyempurnaan dari ketidakseimbangan seorang manusia,
Yang pernah diciptakan jauh sebelum engkau.
Dan di dalam kodratmulah,
Tersembunyi sebagian kerahasiaan
Dari misteri kehidupan yang tak terpahami…..

Kehalusan dan kelembutan kodratmu itu,
Bukan sebuah tragedi yang harus disesali…
Justru di situlah salah satu misteri kekuatan dari segenap ciptaan.
Kepedihanmu adalah sapaan di tengah penderitaan,
Tangis air matamu adalah aliran hujan,
Di tengah terik kekeringan dan hausnya pengembaraan hidup.
Dan sentuhan hati serta cintamu,
Adalah kenyataan yang mampu menjadikan
segalanya sembuh dan pulih kembali.

Banyak moment diciptakan untukmu,
Dan itu semua makin mengukuhkan :
Betapa "Sosokmu" telah menjadi hadiah kehidupan,
Yang patut disyukuri dan layak diperingati b
ahkan dirayakan.
Semua itu, karena kau memang pantas dimahkotai,
Atas kodratmu yang tak tergantikan...

Yakinlah…..!
Lembutnya hatimu……..
Halusnya perasaanmu……
Meski kerap dihiasi derai tangis dan air mata,
TUHAN pasti punya rencana :
Menempa engkau menjadi bejana bersinar….
Agar menjadi bukti,
Akan kehadiran “CINTANYA” yang tak terbantahkan.

Syukur, bahwa DIA telah menghadirkan sosok-sosokmu

Dari Hy :
Terimakasih untuk Ibuku
dan mereka yang kucintai



"Kodrat manusia sesungguhnya merupakan pancaran dari Kodrat Sang Maha Pencipta..
Maka biarkan Energi Sang Maha Kodrat itu terpancar lewat hidup keseharian kita..."

19 Januari, 2009

KEMANA PERGI...

"KEMANA ENGKAU PERGI..."

Tiga kata ini begitu lekat di ingatan saya. Entah mengapa, yang jelas, kata-kata ini mengingatkan saya pada sebuah lagu yang dikarang oleh "Seseorang", yang saat ini saya yakin sudah berbahagia beristirahat di "sana", nun jauh di mata, namun senantiasa hadir begitu dekat di hati melalui kata-kata yang ia gores dalam syair lagunya. Syair yang di gubahnya begitu dalam dan sarat dengan permenungan soal sebuah "Pencaharian".

"Kemana Engkau Pergi..Hidup Kian Kosong Sepi...
Lama kumencari Hati yang Mau mengerti..."

Begitu kalimat lengkap bait pertama dari lagu itu. Deretan kata-kata ini begitu menyerap di hati hingga saat ini, padahal saya mendengar untuk pertama kalinya sekitar 20 tahun yang lalu. Anehnya, sampai sekarang, aku tidak tahu siapa pribadi yang tengah mencari, yang hendak diwakilkan oleh kata-kata di dalam kalimat ini; Dirinya kah..? atau Seseorang yang lain kah ? Entahlah...Hanya satu yang aku tahu, sebagian kata-kata dari syair ini tampaknya merupakan ungkapan dari sebuah : "Kegelisahan".

PENCAHARIAN Dalam KEGELISAN

PENCAHARIAN... Konon katanya, hidup setiap manusia itu juga merupakan rangkaian dari sebuah "Pencaharian". Pencaharian yang tiada henti akan "sesuatu." Tampaknya, yang konon katanya ini, bisa jadi benar. Sadar atau tidak, hari-hari yang kita geluti, dulu hingga sekarang, sejak matahari terbit hingga lembayungnya tenggelam di ufuk Barat, sesungguhnya merupakan sebuah rangkaian manifestasi dari banyak kenyataan bahwa kita adalah manusia yang memang sedang dan selalu "Mencari". Apa atau Siapa sebetulnya yang kita cari, memang tidak terlalu mudah untuk bisa dijawab. Namun kalau kita boleh bercermin pada detail-detail perjalanan kita dari hari ke minggu, dari minggu ke bulan, dari bulan ke tahun, rasanya tidak mungkin tidak ada sesuatu yang tengah kita cari untuk kita temukan. Rutinitas kesibukan kita, kerja keras kita, kelelahan dan keletihan kita, perjuangan kita dengan segala pengorbanan tenaga, pikiran, bahkan perasaan dan harga diri...rasanya tidak mungkin semua itu kita lakukan dengan tanpa ada satu alasan pun. Dan mungkin juga, melanglang dalam dunia maya, dengan pernak dan perniknya yang unik, bahkan juga disertai dengan pengorbanan waktu, pikiran dan tenaga yang mungkin tidak sedikit, bisa jadi juga merupakan bagian dari sebuah mekanisme alam bawah sadar kita yang sedang dan selalu "Mencari".

Apa atau Siapa sebetulnya yang tengah kita cari di tengah segala "Kerepotan" hidup yang sedang kita jalani ini? Pertanyaannya memang sangat sederhana, namun sayangnya, jawabannya bukan persoalan yang gampang. Bahkan mungkin, saat ini kita tidak siap bila harus menjawabnya. Atau jangan-jangan, kita sendiri pun tidak tahu, Apa atau Siapa sebetulnya yang tengah kita cari di dalam hidup ini, meski semuanya sering kita lewati bukannya tanpa perjuangan, bahkan juga dengan segudang resiko dan konsekuensi... Namun pertanyaan ini tetap harus dijawab karena ia menjadi sebuah pertanyaan yang tinggal begitu dekat bahkan selalu bersentuhan dengan diri, hidup dan keseharian kita.

KEGELISAHAN..... Mungkin terdengar sedikit "Melo" kalimat syair di atas. Atau bahkan seakan menyiratkan sesosok pribadi yang tengah merana di dalam kerinduan. Rindu "Sesosok" lain yang bisa Mengerti dan Memahami, namun tak kunjung ditemukan dalam pencarian, hingga berakibat hidup dirasa semakin kosong dan sepi.. Kegelisahan, mungkin kata yang paling lengkap untuk melukiskan kondisi ini. Kegelisahan adalah situasi dimana seseorang sampai pada sebuah titik kenyataan bahwa ada hal yang jauh lebih penting selain hal-hal penting lainnya, yang semestinya ia kejar dan ia peroleh, namun tak kunjung mampu diraih. Kegelisahan muncul manakala orang tahu apa sebetulnya yang ia butuhkan, tetapi ia tidak tahu bagaimana itu bisa terpenuhi. Dan ia seakan berdiri seorang diri menghadapi kenyataan ketidakmampuannya, disertai keinginan dan kerinduan yang tetap dan terus berkobar. Dalam situasi ini, maka perasaan kesendirian, kosong dan sepi akan menjadi kondisi emosional yang cocok untuk menggambarkan suasana hati. Dan dalam arti ini juga, tak dapat dipungkiri bahwa kegelisahan di sini langsung bersinggungan dengan “Makna” dan “Nilai” dari sebuah “Relasi”. Persis sebagaimana yang tersurat dan tersirat di dalam syair lagu di atas : “Hidup Menjadi Kosong dan Sepi…”. Memang, Kegelisahan juga bisa disebabkan oleh kesadaran akan ketidaktahuan kita atas apa sesungguhnya yang kita inginkan dan harapkan di dalam hidup kita saat ini, juga esok mendatang. Namun untuk yang terakhir ini, hidup lalu akan dirasakan dan dialami sebagai sebuah kenyataan yang rumit dan kompleks, kacau dan membosankan, bahkan tragis dan ironis.

Kembali pada Kegelisahan di dalam konteks “Relasi” di atas. Kesendirian, memang bukan sebuah situasi menyenangkan bagi sebuah pengalaman hidup. Dan Pada kenyataannya juga, kita memang bukanlah manusia yang hanya bisa hidup dari dan bagi dirinya sendiri. Banyak kenyataan terpampang dan terpapar di seputar kehidupan kita, bagaimana akhir dari perjalanan hidup seorang manusia yang terjebak dalam situasi kesendirian, tanpa teman dan sahabat, tanpa sapa dan tegur, bahkan juga tanpa cinta dan kehangatan. Semuanya berakhir dalam tragedi kemeranaan. Pengalaman “Kematian” yang tak terduga misalnya, dimana kemanisan hidup bersama seseorang yang dicintai dan begitu berarti dalam hidup, yang sekonyong-konyong direnggut sekejap dari kehidupan kita, tentu bisa menjadi salah satu kenyataan yang bisa mewakili betapa “Keterputusan” dengan seseorang yang begitu berarti akan membawa duka dan kekosongan dalam hidup kita. Atau sebuah persahabatan yang terjalin begitu indah, dengan kurun waktu yang tidak singkat, tiba-tiba harus kita lepaskan karena tuntutan tugas dan semacamnya, yang berakhir dengan kenyataan keterpisahan jarak tempat yang jauh, tentu mempunyai makna sendiri soal arti dari sebuah Relasi. Ironis memang, tetapi itulah kenyataan yang menyiratkan betapa sebuah hubungan “Relasi” begitu “Mengkodrati” diri dan kehidupan manusia, hingga kita atau siapapun manusia merasa patut untuk memperjuangkan dan meraihnya. Ini juga berarti, Relasi memiliki arti yang sangat penting hingga banyak orang rela mengurbankan apa saja demi sebuah relasi, apalagi bila itu memberikan nilai bagi kehidupan pribadinya secara nyata. Maka tidaklah mengherankan, apabila sebagian besar manusia sepakat bahwa Ketidakmampuan seseorang untuk bisa mengalami dan meraih ini semua, berarti kehampaan dan kekosongan. Dan "Kegelisahan" sering menjadi bayangan yang selalu berkecamuk secara emosional di dalam pikiran.

DI TITIK AKHIR PENCAHARIAN.

“Seseorang” dengan syair lagunya di atas, bisa jadi mewakili dari sekian banyak orang yang juga tengah “Mencari” dengan segala kegelisahan. Mungkin, termasuk juga saya, aku, anda, dan kita semua. Bedanya adalah kita semua masih melanglang dalam Pencaharian di tengah dunia pengembaraan ini, sementara dia “Seseorang” itu, sudah sampai pada puncak titik akhir dari pencahariannya. Dan saya juga yakin, ia pun kini sudah berjumpa dengan “Sosok” yang selama ini dinanti dan dirindukannya. Kurang lebih 8 tahun yang lalu, ia “Seseorang” itu, ditemukan "Tertidur Tenang" di sebuah taxi yang ditumpanginya, dan ia tak pernah bangun lagi…... Sebuah akhir dari Misteri Pengembaraan di dalam Pencaharian…
Kembali pada pertanyaan : Lalu bagi kita, Apa dan Siapa sesungguhnya yang tengah kita cari di tengah hiruk pikuknya kehidupan yang sedang kita jalani ini? Sebuah pertanyaan yang tidak perlu kita jawab saat ini. Seiring dengan perjalanan waktu, biarkan segala usaha dan kerja keras kita di dalam keseharian rutinitas hidup kita, menjadi wujud dari sebuah upaya pencaharian kita. Tentu dengan sebuah kesadaran : Suatu saat, tepat pada waktunya, jawaban itu akan meluncur dari mulut kita, yang membual dari sebuah pengalaman dan kedalaman hidup kita...
Semoga....!!!
"Menoreh Diri, berarti membuka hidup..
membuka hidup, berati juga membangun kehidupan...
Dan Relasi adalah inti dari semua kehidupan.."